Yogyakarta, Kabar Jogja – Melalui kerjasama dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), PP Muhammadiyah akan berperan dalam penguatan kompetensi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Muhammadiyah melalui amal usaha pendidikan akan berada di sektor hulu untuk mempersiapkan kemampuan dan keterampilan, perlindungan, hingga pemberdayaan pasca bekerja di luar negeri.
Kerjasama kedua pihak ini dilakukan pada Rabu (16/4) di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta yang dilakukan Menteri PPMI/BP2MI, Abdul Kadir Karding dan Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
“Setelah penandatangan kerjasama ini, akan dilanjutkan dengan langkah-langkah konkret. Dimana Muhammadiyah akan lebih berperan dalam pemberdayaan masyarakat,” kata Haedar.
Dalam pelaksanaannya, Haedar menyatakan Muhammadiyah akan mengambil peran lebih jauh di sektor hulu yaitu melalui lewat sosialisasi, pembekalan pengetahuan sekaligus juga hal-hal yang dipandang perlu ketika calon-calon pekerja migran itu mau bekerja di luar negeri.
Semua program yang dijalankan akan disertai dengan pengawalan agar mereka menempuh jalur yang legal dan satu pintu lewat regulasi Kementerian Pekerja Migran Indonesia.
Muhammadiyah juga akan memastikan setiap PMI yang dikirim ke luar negeri adalah pekerja yang terampil berkeahlian, dan semakin meminimalkan tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih. Maka hal ini perlu adanya kerja sama untuk mendidik tenaga kerja terdidik sebelum ke luar negeri.
Melihat perkembangan kebutuhan pekerja di luar negeri yang membutuhkan tenaga kerja kesehatan seperti Jepang dan Timur Tengah. Haedar mengharapkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) yang memiliki program studi kesehatan untuk bisa ikut berkontribusi.
“Kami tidak tinggal diam untuk selalu bekerja sama, berkolaborasi dengan pemerintah. Karena pemerintah ini adalah hasil perjuangan rakyat bersama, dan kemerdekaan itu hasil perjuangan Muhammadiyah bersama seluruh kekuatan bangsa,” katanya.
Menteri PPMI/BP2MI, Abdul Kadir Karding menegaskan kerjasama yang dijalin bertujuan membangun sistem tata kelola PMI yang lebih baik. Muhammadiyah akan mengambil peran penting dalam perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran,” kata Menteri Karding.
“Kedepan Muhammadiyah akan melakukan pendampingan sejak awal, sejak di pelatihan dalam konteks pendampingan psikologis dan pendampingan pemahaman keagamaan,” tuturnya.
Karding juga menyebut Muhammadiyah diminta membantu memberikan akses pendidikan kepada anak-anak pekerja migran yang selama sangat terbatas. Selain itu, Muhammadiyah juga akan membantu purna-pekerja migran Indonesia dalam hal wirausaha.
“Bahwa mereka kembali ini jauh lebih baik daripada sebelum dia bekerja, artinya pendampingan wirausaha, pendampingan manajemen, pendampingan psikologis,” kata Menteri Karding. (Set)