Yogyakarta, Kabar Jogja – Produk fashion kaos lokal asal Yogyakarta kembali menghadirkan series koleksi terbaru yang memadukan identitas budaya dengan tren fesyen modern. Strategi ini dipilih Dagadu untuk memperluas segmen pasar di banyak daerah dan lintas generasi.
Bertajuk ‘Crafted with Stories – Merangkai Jejak Menjahit Makna’, peluncuran koleksi terbaru Dagadu berlangsung Jumat (25/4) malam di Museum Serangan Umum 1 Maret Kota Yogyakarta.
“Hadir sejak 1994, selama 31 tahun Dagadu telah dikenal sebagai ikon souvenir khas Yogyakarta. Sekarang kami Dagadu berevolusi menjadi label fashion harian yang stylish dan relevan untuk semua generasi,” kata CEO Dagadu, Mia Argianti dilansir pada rilis, Sabtu (26/4).
Mia Argianti, selaku CEO DAGADU menyatakan dengan hadirnya desain yang lebih fleksibel, DAGADU ingin memperluas jangkauan pasar dan menghadirkan koleksi yang dapat dikenakan dalam berbagai kesempatan, dari kasual hingga semi-formal, tanpa kehilangan esensi budayanya.
Series yang diluncurkan adalah DAGADU - Special Collection (Berkembang, KPR, Serakah Punah, Plastic Toxic, Hamemayu), Jogja Series (Kasongan, Nasi Teri, Ramah Marah) dan Teen Series (Home dan Tamagotchi).
Seperti narasi KPR menceritakan tentang beli rumah makin kesini makin jadi mimpi indah yang berat buat diwujudkan. DAGADU menurut Mia mengajak untuk melihat hutan ditebang habis-habisan demi lahan. Alam rusak, satwa kehilangan habitatnya.
Transformasi DAGADU disebutnya adalah langkah penting untuk menjawab tantangan zaman bagaimana sebuah brand dengan akar budaya kuat tetap relevan di tengah arus tren global.
“Kami percaya, nilai lokal tidak harus ketinggalan zaman. Justru, ketika dibalut dengan pendekatan desain yang lebih modern dan kontekstual, budaya bisa tampil lebih berani dan menyentuh audiens yang lebih luas,” katanya.
Meski akan memperluas pasar, DAGADU selalu menjadi bagian dari denyut kehidupan Yogyakarta. Tapi kini, kami ingin mengangkat identitas itu ke level yang lebih inklusif dan lebih dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia.
Dalam kolaborasi ini menghasilkan 11 desain eksklusif, DAGADU memadukan semangat musik Shaggydog untuk menciptakan produk yang merepresentasikan energi, kebersamaan, dan budaya urban khas Yogyakarta.
“Kolaborasi DAGADU dan Shaggydog selalu membawa semangat kreatif dan kearifan lokal,” ungkap vokalis Shaggydog, Heru Wahyono.
Menurutnya DAGADU dan Shaggydog sama-sama tumbuh di Yogyakarta dan memiliki akar budaya yang kuat. Dengan berkolaborasi, kedua brand ini ingin menunjukkan musik dan fashion bisa menjadi media ekspresi yang terus berkembang, tetap relevan, dan dekat dengan masyarakat. (Set)