-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Dusun Kiringan Bantul, Sentra Pengembangan Ekonomi Berbasis Wisata Canden

    16/04/25, 14:58 WIB Last Updated 2025-04-16T07:58:07Z


    Bantul, Kabar Jogja - Dikenal sebagai pusat ‘Jamu’ terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta, Dusun Kiringan perlahan-lahan menjadi mesin penggerak pengembangan ekonomi berbasis wisata Desa Canden, Kecamatan Jetis, Bantul.  Pengembangan wisata Desa Canden menawarkan pengalaman susur Sungai Opak dan kedepannya akan dibangun museum jamu.

    Berkembang sejak 1950-an, Dusun Kiringan terus berkembang menjadi pusat jamu tradisional dengan 135 warganya berjualan jamu dengan berkeliling. Perajin jamu di dusun ini juga telah mendapatkan pendampingan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

    Kepala Desa Canden, Beja mengutarakan keberadaan Dusun Kiringan sebagai sentra jamu ternyata memberi efek domino besar bagi masyarakat. Dimana akhirnya atraksi wisata baru bermunculan dan dibarengi dengan hadirnya berbagai UMKM.

    Pada Rabu (16/4), Pemdes Canden mengenalkan obyek paket menyusuri Sungai Opak bertajuk ‘Packrafting Opak’ yang keberadaannya sudah digagas sejak 2022.

    “Dusun Kiringan kami akui telah menjadi ikon dan mesin penggerak perekonomian masyarakat sekitar. Rafting menyusuri Sungai Opak ini merupakan atraksi wisata baru yang kami kembangkan melalui penyertaan Dana Desa yang dikelola Badan Usaha Milik Kelurahan (BUMKal),” jelas Beja.

    Memanfaatkan aliran Sungai Opak yang berada di timur desa, wisata rafting ini merupakan perwujudan dari penataan lima belas pedusunan di Desa Canden yang berada di sepanjang pinggiran sungai.  

    Diketahui setiap dusun ini memiliki keunikan yang dapat ditonjolkan sebagai faktor pendukung. Misalnya Dusun Pulokadang, memiliki situs bersejarah makam Kiai Pulo yang memiliki legenda dan cerita dari zaman kerajaan mataram.
     
    Kemudian Dusun Kralas, menjadi salah satu padukuhan yang memiliki sanggar seni terbanyak di Bantul, juga sudah membuat beberapa sendratari yang berdasar pada legenda ‘Mbah Poleng’ yang sudah masyhur di wilayah pesisir Sungai Opak.

    Lalu sedikit ke selatan, ada kampung Wonolopo dengan warganya yang mayoritas pengrajin onde onde dan jajanan pasar yang menyuplai makanan tradisional di pasar-pasar Yogyakarta.

    Beranjak ke Dusun Gaten dengan situs ‘Watu Lumpangnya’, Padukuhan Suren Kulon dengan komunitas ‘Andong’, Dusun Canden dengan taman ‘Bambing Opak Asri’,

    “Kami menginginkan perkembangan berbagai objek dan atraksi wisata ini dapat merangkul banyak sekali penambang pasir liar yang ada di sepanjang Sungai Opak. Sehingga kelestarian bantaran sungai dapat terjaga dengan baik,” lanjut Beja.

    Tak hanya itu, sebagai daya tarik sebagai pendukung wisata kesehatan jamu. Pemdes Canden tengah menyiapkan wisata kesehatan pijat tradisional yang nantinya akan dipusatkan di beberapa pedusunan, termasuk Dusun Kiringan. Juga akan dibangun museum jamu yang menceritakan sejarah terkait kampung jamu dan aktivitas warganya.

    Kepala Divisi Pengembangan Wisata BUMKal Canden, Candra Punastika mengatakan sebagai upaya memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi wisatawan pihaknya mempekerjakan 20 guide dan lima instruktur bersertifikat yang akan memberikan instruksi saat berkano.

    “Harga setiap paket berkano susur Sungai Opak mulai dari Rp125 ribu sampai Rp250 ribu. Di setiap paketnya, usai berkano akan wisatawan akan diajak berkunjung dan mengenal proses pembuatan jamu serta bahan-bahannya,” kata Candra.

    Dikembangkan sejak 2022, packrafting Canden disebut Candra siap menyambut wisatawan yang telah memesan terlebih dahulu. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Sport

    +

    Milenial

    +
    close