-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Akademis UII Serukan Indonesia Tolak Pengungsi Palestina

    11/04/25, 10:58 WIB Last Updated 2025-04-11T05:21:59Z

    Sleman, Kabar Jogja – Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta meminta pemerintah Indonesia untuk menolak usulan Amerika Serikat menerima pengungsi asal Palestina. Penolakan ini dinilai sebagai dukungan bagi warga Palestina mempertahankan tanah airnya dari penjajahan Israel.


    Seruan dan ajakan para dosen Fakultas Hubungan Internasional UII Yogyakarta dilontarkan saat berlangsung diskusi online ‘Palestina di Ambang Pembinasaan: Apa Yang Harus Dilakukan’ pada Kamis (10/4) malam.


    Dosen Farhan Abdul Majiid melihat usulan dan upaya pemerintah Amerika yang didukung Israel dengan menjadikan Indonesia sebagai tempat pengungsian bangsa Palestina bukan sebagai solusi yang baik untuk satu pihak.


    “Ini merupakan upaya zionis dan sekutunya untuk mengurangi populasi bangsa Palestina di tanahnya sendiri. Ini menjadi penanda besar bahwa bangsa Palestina dianggap bukan sebagai tuan rumah sendiri,” katanya dilansir pada Jumat (11/4).


    Demikian juga dengan upaya memindahkan bangsa Palestina ke negara atau wilayah lain, menurut Farhan ini merupakan langkah-langkah dari penjajah atau neokolonialisme dalam upaya menguasai tanah jajahan.


    Dimana dalam logika kolonialisme, Farhan melihat konflik Palestina-Israel saat ini bukan sekedar konflik biasa namun adalah perang dan kejahatan manusia. Maka pemindahan bangsa Palestina dari tanah sendiri sebagai cara untuk menghilangi penghalang.


    “Dengan memberikan kesempatan penjajah untuk memindahkan, maka ini memuluskan niat mereka menguasai Palestina. Semakin sedikit warga Palestina yang berdiam di sana, maka keberlangsung hidup mereka akan menjadi minoritas dan tidak bakal memperoleh hak kehidupan,” ujarnya.


    Karena itulah, dirinya mendorong dan menyerukan pemerintah Indonesia menolak usulan pemindahan bangsa Palestina. Langkah ini bukannya negative, namun sebaliknya sebuah upaya positif dengan tetap membuat tanah Palestina ditempati tuan rumahnya sendiri.


    Dosen Hubungan Internasional lainnya, Hadza Min Fadhli Robby mengusulkan pembentukan entitas baru ‘State of New Palestine’ serta intervensi dari negara-negara Global South sebagai alternatif nyata.


    “Gerakan perlawanan Israel yang semakin membesar, dengan dukungan banyaknya warga negara-negara barat pada perjuangan Bangsa Palestina harus didukung dengan upaya menghentikan genosida,” tegasnya.


    Dirinya memaparkan ada dua solusi, pendek dan panjang. Pertama adalah dengan melakukan perang framing yang mendukung perjuangan bangsa Palestina lepas dari penjajahan Israel lewat media sosial.


    Kedua, adalah mendorong banyak negara-negara Islam maupun yang bersimpati untuk bersama-sama, baik unilateral maupun multilateral melawan Israel lewat lembaga-lembaga dunia. Jika memang batas akhirnya tidak tercapai, maka operasi militer adalah opsi akhir.


    Diskusi ini merupakan bekerja sama UII Yogyakarta dengan Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), serta didukung oleh jaringan Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Swasta Islam se-Indonesia (BKSPTIS).


    Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun, menyebut situasi saat ini sebagai genosida terang-terangan. Ia mendesak negara-negara Muslim dan kawasan Global South untuk meningkatkan tekanan politik dan ekonomi terhadap Israel dan para sekutunya.


    “Israel adalah satu-satunya pihak yang tak berkomitmen pada perdamaian. Dunia tak bisa terus diam,” tegasnya. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Sport

    +

    Milenial

    +
    close