-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Muhammadiyah Inginkan Pembenahan Strategi Pendidikan Indonesia

    26/03/25, 14:45 WIB Last Updated 2025-03-26T07:45:53Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Strategi pendidikan yang sekarang diterapkan Indonesia haruslah segera dibenahi karena adanya ketidaksesuaian dengan karakter generasi Z dan Alfa. PP Muhammadiyah menginginkan adanya pembenahan karena akan menjadi jaminan bagi masa depan Indonesia.


    “Sekarang ini, generasi penerus bangsa ini adalah kelompok generasi Z dan Alfa yang dalam 25-100 tahun kedepan merekalah pewaris yang memimpin dan menjadikan Indonesia lebih baik,” kata Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Selasa (25/3).


    Baginya strategi dan konsep pendidikan yang diterapkan saat ini belum tersusun dengan baik. Dikarenakan para tokoh bangsanya sibuk dengan dunianya masing-masing dan aktifitas di banyak hal yang membuat mereka tidak pernah merasa cukup.


    Kondisi inilah yang akhirnya menjadikan mereka lupa untuk mendidikan anak-anak penerus bangsa. Bahkan para tokoh bangsa nilainya memberi contoh-contoh tidak baik dan bisa melahirkan generasi yang lebih buruk dari apa yang dicontohkan.


    “Namun kita optimis, menyongsong Indonesia Emas, Generasi Emas. Strategi dan sistem pendidikan harus diatur untuk mengakomodasi serta menciptakan generasi Z serta Alpa yang lebih mencintai Indonesia di masa depan,” sambungnya.


    Tapi Haedar mengingatkan, bahwa upaya membangun peradaban sebuah bangsa itu tidak semudah membalik telapak tangan. Belajar dari pengalaman peradaban Eropa, Amerika dan Kawasan Timur Tengah dibutuhkan kesabaran serta tekad yang besar.


    Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyampaikan bagaimana strategisnya  kedudukan ilmu dan visi untuk membangun bangsa.


    “Sebuah negara yang baik secara sistem pendidikan dan keilmuan, dalam konteks dunia modern, negara tersebut digolongkan ke dalam welfare state. Negara dengan bangsa yang menjadi maju dengan tingginya derajat keilmuan yang dimiliki,” paparnya.


    PP Muhammadiyah menurutnya terus berperan aktif menyebarluaskan ilmu sebagai salah satu cara untuk bermanfaat bagi orang lain. Kebermanfaatan melalui ilmu memiliki jangkauan yang sangat luas dan menjadi amalan yang tidak akan terputus walau setelah meninggal dunia.


    Menurutnya, Muhammadiyah telah menerapkan konsep berilmu dan beramal dalam konteks kemajuan umat dan bangsa. Muhammadiyah dalam konsep berilmu dan beramal memiliki dua agenda. 


    Pertama adalah ilmu yang amaliah, atau ilmu yang dapat diamalkan. Kedua adalah amal yang ilmiah, artinya beramal dengan menggunakan ilmu. Ini yang menjadi pondasi Muhammadiyah dalam mengajarkan ilmu yang menjunjung keluhuran akhlak, sehingga setiap individu memiliki kepribadian yang utuh dan tidak terpecah,” imbuhnya.


    Mu’ti juga menghimbau agar seseorang yang berilmu harus dapat mengaplikasikan dan mengajarkan segala teori yang telah dipelajarinya. Sehingga seluruh ilmu yang telah diamalkan serta pengamalan yang berlandaskan ilmu bermuara kepada semakin meningkatnya keimanan dan ketaqwaan seseorang.


    “Ini pembeda paling mendasar antara orang yang berilmu dengan yang tidak,” tutupnya. (Set)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Sport

    +

    Milenial

    +
    close