-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Sinau Sejarah Keberagaman Bangsa Dari Masjid Gunung Jati Cirebon

    18/02/25, 20:21 WIB Last Updated 2025-02-18T13:21:03Z


    Yogyakarta, Kabar Jogja – Program sinau sejarah kebangsaan yang digagas Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta kembali dijalankan awal 2025. Kali ini sinau sejarah kebangsaan mengenai keberagaman dalam keagamaan dan kebudayaan dilakukan di Kota Cirebon, Jawa Barat.

    Bersama dengan pewarta yang bertugas di DPRD DIY, anggota Komisi A yang dipimpin Ketua Eko Suwanto berkunjung ke Cirebon pada Senin (17/2) sampai Selasa (18/2).

    “Program sinau sejarah kebangsaan ini merupakan lanjutan dari berbagai program pendidikan Pancasila dan kebangsaan yang sudah kita lakukan dalam beberapa tahun terakhir. Ini merupakan upaya pembatinan rasa cinta tanah air bisa dengan memberikan pemahaman sejarah budaya bangsa Indonesia lewat berkunjung ke museum serta berbagai situs bersejarah,” kata Eko pada Selasa.

    Masjid Sunan Gunung Jati di Kota Cirebon dipilih karena penamaan masjid yang merupakan hibah dari Siti Garmini  Sarojo merupakan hadiah dari Presiden pertama Soekarno dan didirikan pada 1960.

    Melalui cerita dan narasi sejarah yang  tercatat, Eko menuturkan ada salah satu pelajaran  yang penting tentang bagaimana pemerintah beri perhatian pada tiga hal aspek ilmu pengetahuan. Pertama harus diikuti dengan riset agar naskah otentik terus bisa dipertahankan keterbacaannya, kedua pentingnya pembangunan museum, ketiga perlu dibuat film atau buku yang dipublikasikan.

    "Sehingga tidak hanya Pemda DIY, namun juga pemda lainnya  ke depan penting merealisasikan kerjasama dengan banyak pihak guna realisasikan sinau Pancasila dan Wawasan kebangsaan. Di Cirebon kita lihat bagaimana kerukunan, budaya hadir dalam kehidupan masyarakat yang rukun," kata Eko Suwanto.

    Jajat, ahli budaya Cirebon menjelaskan Presiden Sukarno di Cirebon pernah berdialog dengan masyarakat dan di tahun 1960 memberikan nama masjid Sunan Gunung Jati sebagai penghormatan dari hadirnya masjid yang tanahnya disumbangkan oleh Hj Siti Garmini Sarojo.

    Waktu itu, pada 17 Agustus 1960 Garmini yang juga istri Sultan Hasanuddin keempat dari Keraton Kanoman, Cirebon, mewakafkan lahan sekitar 500 meter persegi itu lalu membangun sebuah masjid..

    Masjid Sunan Gunung Jati Garmini, Cirebon, Jawa Barat, terletak di Jalan Kesambi, Kecamatan Kesambi, Cirebon, itu menyimpan secuil kisah yang menggambarkan sisi religiusitas Sukarno.

    “Dulu Presiden Soekarno setiap datang ke sini selalu malam Jumat Kliwon dan memakai pakaian adat keraton Cirebon. Ini sebagai pertanda pemimpin dan bapak bangsa selalu mengintegrasikan nilai-nilai agama dan kebudayaan untuk mendukung nasionalisme,” kata Jajat.

    Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY  Umarudin Masdar, menyatakan hadirnya masjid bersejarah yang dipakai Bung Karno, seperti di Cirebon bawa pesan bersejarah.

    "Bung Karno dengan nasionalisme menyatukan agama dan kebudayaan. Kita bersama dengan Pemda DIY nantinya akan terus memfasilitasi kaum muda agar bisa belajar sejarah,  generasi Z dan milenial perlu kunjungan sejarah, selain beribadah dapat belajar sejarah juga," kata Umarudin. (Set) 

    Baca juga: 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Sport

    +

    Milenial

    +
    close