Bantul, Kabar Jogja - Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek (Adaksi) Wilayah Yogyakarta menuntut pemerintah untuk segera cairkan tunjangan kinerja (Tukin).
Koordinator Adaksi Wilayah Yogyakarta sekaligus Dosen Prodi Musik ISI Yogyakarta, Titis Setyono Adi Nugroho, mengatakan sejak 2020 sampai sekarang, Tukin seluruh dosen ASN dari Kemendiktisaintek belum kunjung cair.
"Sebetulnya dari 2014. Hanya saja, nomenklatur yang terbaru itu dari 2020. Jadi, kami menuntut dari 2020 untuk dibayarkan," jelasnya, Senin (3/2).
Tukin yang belum dibayarkan pemerintah ini dalam fungsinya memiliki ragam manfaat, berupa sarana kinerja untuk penelitian hingga kegiatan-kegiatan dosen yang lain.
Sehingga dengan ketiadaan Tukin, selama ini para dosen menggunakan uang pribadi untuk melaksanakan kegiatan penunjang Tri Dharma Pendidikan.
Di ISI Yogyakarta sendiri ada sekitar 400 sampai 500-an dosen dengan kondisi Tukin belum cair. Sedangkan di seluruh Indonesia ada sekitar 88.299 dosen dengan kondisi Tukin belum cair.
"Maka, kami minta untuk skema tiga yang dibayarkan, bukan skema satu dengan seharga Rp2,5 triliun. Dan ini kita menuntut Rp8 triliun. Itu pun masih 14 bulan, jadi kami menuntut lebih dari itu sebetulnya," urai Titis.
Sedangkan, besaran pencarian Tukin untuk masing-masing dosen ASN di Indonesia diberikan sesuai dengan kelas jabatan. Di mana, untuk asisten ahli sekitar Rp5 jutaan, rektor sekitar Rp8 juta, hingga guru besar sekitar Rp13 juta.(Tio)
Baca juga: