-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    PT Pupuk Kaltim Perkenalkan Dua Inovasi Baru Lewat ‘Gebyar NPK Pelangi’

    28/01/25, 14:24 WIB Last Updated 2025-01-28T07:24:22Z


    Yogyakarta, Kabar Jogja – Bersamaan dengan pelaksanaan program ‘Gebyar NPK Pelangi’, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meluncurkan dua inovasi untuk memenuhi kebutuhan pertanian. Gebyar NPK Pelangi periode ini berlangsung selama tiga bulan, dari Oktober hingga Desember 2024.


    SVP Transformasi Bisnis Pupuk Kaltim Wisnu Ramadhani, ‘Gebyar NPK Pelangi’  bertujuan meningkatkan penjualan produk NPK Pelangi. Program ini dirancang untuk memperkuat hubungan kerja sama dengan seluruh pihak dalam pemasaran produk Pupuk Kaltim, khususnya sektor non-subsidi.


    “Program ini menyasar menyasar tiga wilayah utama yakni Region Kalimantan, Sulawesi Nusa Tenggara, serta Jawa Sumatera. Dalam tiga bulan pelaksanaan, program ini berhasil menjangkau ratusan kios yang tersebar di seluruh wilayah tersebut,” terangnya dalam rilis, Selasa (28/1).


    Dari program ini diharapkan mampu mendorong kios memenuhi kebutuhan petani lebih optimal sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan dengan penyediaan layanan yang lebih baik serta produk berkualitas tinggi. Ini merupakan komitmen Pupuk Kaltim, menunjukkan komitmen memberikan produk berkualitas dan pelayanan terbaik bagi seluruh pelanggan.


    “Kami percaya, kepuasan pelanggan adalah kunci keberhasilan. Melalui program ini, Pupuk Kaltim berupaya menjalin kolaborasi yang solid, dan optimis kedepannya dapat meraih kesuksesan secara bersama,” ucap Wisnu.


    Tercatat selama pelaksanaan program terjadi peningkatan penebusan kuantum produk NPK Pelangi sebesar 17,03 persen, dibanding pelaksanaan program serupa pada tahun sebelumnya. Salah satu varian yang paling diminati adalah NPK Pelangi 13-6-27-4, yang mencatatkan total pembelian sebesar 51 persen dari seluruh transaksi di tingkat eceran.


    Gebyar NPK Pelangi tidak hanya berfokus pada peningkatan penjualan, tetapi juga memberikan dampak positif yang lebih luas bagi sektor pertanian. Dengan adanya program ini, distribusi pupuk non-subsidi seperti NPK Pelangi menjadi lebih merata, sehingga petani di berbagai daerah dapat memperoleh produk berkualitas dengan lebih mudah.


    Apalagi program ini juga mendorong peningkatan kompetensi para distributor dan kios dalam melayani kebutuhan petani, sehingga dengan sinergi yang kuat antara berbagai pihak, diharap sektor pertanian Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.


    "Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung Gebyar NPK Pelangi, dan mengapresiasi para kontribusi distributor, kios hingga petani yang menjadi bagian dari ekosistem pemasaran Pupuk Kaltim," papar Wisnu.


    Dijelaskan keberhasilan program ini menjadi bukti kolaborasi antara produsen, distributor, kios dan petani dapat menciptakan ekosistem pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Serta diupayakan dapat terus dikembangkan untuk memberikan manfaat lebih besar bagi seluruh stakeholder di sektor pertanian.


    Penutupan program Gebyar NPK Pelangi 2024 pun dimanfaatkan Pupuk Kaltim memperkenalkan produk inovasi terbaru, yakni asam humat dengan merek dagang Humactive. Produk ini dirancang untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, seperti struktur agregat tanah dan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Termasuk mampu meningkatkan ketersediaan hara kalium dan menstimulasi pertumbuhan serta produktivitas tanaman.


    Produk inovatif lainnya adalah Urea Granul Daun Buah Plus, yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Urea Daun Buah yang kini telah bertransformasi menjadi Nitrea. Urea Granul Daun Buah Plus diperkaya dengan kandungan coating mikroba, yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman secara signifikan.


    "Inovasi ini menunjukkan komitmen Pupuk Kaltim untuk terus beradaptasi dengan kebutuhan petani dan menyediakan solusi terbaik bagi sektor pertanian," pungkas Wisnu Ramadhani. (Set)


    Baca juga: 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close