Bantul, Kabar Jogja – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul mencatat sampai akhir 2024, peminat warga yang ingin ikut program transmigrasi ke luar Jawa mencapai sepuluh kali lipat dari kuota yang ditetapkan. Tiga tahun terakhir, kuota yang diperoleh Bantul sebanyak empat kepala keluarga.
Kepala Disnakertrans Bantul, Istirul Widilastuti menyebut di tahun 2024, pihaknya mendapatkan kuota warga yang berangkat transmigrasi sebanyak empat kuota yang terbagi untuk Desa Mahalona di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
“Untuk tahun 2025, kita belum menunggu kebijakan dari pemerintah pusat melalui Disnakertrans DIY untuk pembagian serta daerah tujuan keberangkatan transmigrasi,” katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (7/1).
Dipaparkan, berdasarkan daftar tunggu sampai akhir 2024 yang jumlahnya 45-50 kepala keluarga. Sebenarnya minat warga Bantul untuk ikut program transmigrasi bisa dikatakan tinggi. Mereka berasal dari berbagai kecamatan seperti Imogiri, Sedayu, Srandakan, dan Pandak.
Dengan jadwal keberangkatan setiap tahunnya, di November atau Desember. Istirul memperkirakan kuota dan daerah tujuan transmigrasi pada 2025 akan segera turun. Terlebih lagi dengan berdirinya Kementerian Transmigrasi diharapkan akan lebih fokus meningkatkan jumlah dan persebaran wilayah tujuan.
“Tiga tahun ini memang transmigran asal Bantul ditempatkan di Sulawesi, sebelumnya tersebar juga di Sumatera dan Kalimantan,” lanjutnya.
Dijelaskannya, bagi warga yang terpilih sebagai transmigran. Mereka akan mendapatkan luasan lahan dari pemerintah seluas 1-1,5 hektar untuk dikelola. Kemudian mendapatkan subsidi bahan pangan pokok selama 1,5 tahun.
Pemkab Bantul juga memberikan bantuan uang tunai senilai Rp10 juta yang diserahkan pada saat pemberangkatan.
Istirul berpesan bagi warga Bantul yang ingin ikut bertransmigrasi bisa mendaftar di Disnakertrans dengan syarat umur maksimal 54 tahun dan wajib sudah berkeluarga.(Set)