-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Lakon ‘Duryudana Gugur’, Jadi Penutup Pentas Wayang Akhir Tahun

    20/12/24, 12:29 WIB Last Updated 2024-12-20T05:29:16Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Sempat tertunda karena gelaran Pilkada Serentak 2024, DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta menjadikan agenda tahunan pentas wayang kali ini sebagai hiburan wisatawan akhir tahun, Jumat (20/12) malam. Lakon ‘Duryudana Gugur’ akan dimainkan oleh Ki Geter Pramudji Widodo diiringi gamelan Warga Laras.


    Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menjelaskan lakon Duryudana Gugur adalah  pilihan lakon pewayangan yang merefleksikan  gambaran lakon wayang yang bisa hadirkan potret perjuangan meneguhkan kebenaran, menempuh jalan yang lurus tidak mudah.


    “Tokoh sentral yang mewakili watak kemuliaan itu adalah Werkudoro, yang dengan perjuangan hebat kalahkan Duryudana, lambang keangkaramurkaan, lambang kekuasaan yang adigang adigung adiguno,” jelasnya.


    Cerita yang dipilih nanti malam ini menurut Eko masih merupakan kelanjutan dari lakon Wahyu Cakraningrat yang telah dipentaskan pada awal 2024. Cerita tentang bagaimana prihatin, hati yang bersih dan berbuat baik yang membuat Abimanyu ditemani Semar memperoleh Wahyu Cakraningrat.


    “Refleksi atas hal yang terjadi dalam upaya mewujudkan demokrasi dan kedaulatan rakyat butuh diperjuangkan,  nah kita pilih lakon Duryudana Gugur jadi kelanjutan lakon wayang untuk menutup tahun 2024 ini,” kata Eko.


    Bagaimana pilihan jalan yang benar dan lurus diperjuangkan begitu hebat untuk mengalahkan watak  nafsu karakter adigang adigung adiguna, suka menyalahkan orang, penuh tipu muslihat serta tindakan abuse of power, penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan keluarganya, jauh diatas kepentingan bangsa dan negara.


    “Melalui sosok Werkudoro, ada refleksi bagaimana sejatinya pemimpin dan kita sendiri untuk selalu ingat, kita ini hidup diberi tanggung jawab, perjuangkan Pancasila, melaksanakan Konstitusi,  bukan justru melanggar konstitusi dan melakukan pelanggaran etik demi nafsu keluarga berkuasa," katanya.


    Melalui tontonan dan tuntunan di wayang kulit, sepenuhnya pentas wayang kulit semalam suntuk ini didedikasikan untuk rakyat Yogyakarta.  Pentas wayang kulit yang rutin digelar, bisa menjadi ikon budaya yang bisa jadi tontonan wisatawan.


    "Ada pesan Satyam Eva Jayate. Kebenaranlah yang akan menang. Kebenaran pasti menemukan jalan kemenangan. Tidak dipungut biaya alias gratis ," tutup Eko.(Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close