Kulon Progo, Kabar Jogja – Ketua Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Akhmad Akhadi optimis penyelenggaran Kejuaraan Daerah (Kejurda) di akhir tahun ini memunculkan bibit-bibit baru.
GABSI DIY terus akan mensosialisasikan Bridge ke sekolah-sekolah dan penyelenggaran tanding ke pelosok.
Berlangsung di gedung serbaguna Desa Tirtorahayu, Kecamatan Galur, Kulon Progo, Kejurda Bridge DIY dilaksanakan sejak Sabtu (23/11) sampai Minggu (24/11) sore. Ada empat kategori umur yang ditandingkan yaitu U-13, U-16, U-19 dan umum dengan total pasangan 68.
“Kita optimis dan meyakini Kejurda kali ini akan melahirkan banyak bibit-bibit baru atlet Bridge untuk DIY. Meskipun hal ini sangat membahagiakan, namun masih perlu kerja keras untuk mengenalkan cabor Bridge ke masyarakat,” katanya pada Minggu.
Pasalnya cabor Bridge masih dianggap sebagai permainan kartu yang lebih mengarah ke judi. Padahal Bridge adalah permainan kartu yang mengajarkan pemainnya untuk menggunakan logika dan ketelitian untuk menang.
Akhmad menyatakan kedepan Pengcab GABSI DIY akan diminta untuk mengenalkan permainan kartu ini ke berbagai ruang publik, khususnya di sekolah-sekolah guna menjaring atlet baru.
Menurutnya, dengan menjadi atlet Bridge peluang untuk meraih prestasi lebih besar dibandingkan dengan cabor lainnya. Belum lagi dengan perhatian pemerintah atlet. Dimana mereka yang berprestasi mendapatkan mencapai ratusan juta dan bahkan Olimpiade bisa sampai miliaran.
“Dengan pendekatan yang baik dan sosialisasi yg terus menerus maka program Bridge masuk sekolah bisa makin diterima. Kita juga mengundang semua pihak untuk membantu penyelenggaran berbagai turnamen agar lebih banyak jam tanding bagi atlet,” ucapnya.
Ketua Panitia sekaligus Ketua GABSI Kulon Progo, Agus Sujarwo menyatakan dipilihnya kantor desa sebagai tempat penyelenggaraan Kejurda Bridge ini untuk lebih mengenalkan masyarakat pada olahraga kartu ini.
“Ini juga sebagai upaya kami dalam menyiapkan atlet untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY 2025 yang akan berlangsung di Gunungkidul,” tegasnya.
Wakil Ketua I KONI DIY Teguh Raharjo menyambut positif program Bridge masuk sekolah dan kejuaraan Ku 13.
"Bahkan kalau bisa kejuaraan tidak hanya sekali dalam kejurda. Anak-anak butuh kompetisi. Jangan sampai mereka hanya berlatih. Bahkan kalau perlu juga dibuatkan program try out " jelas Teguh.
Dirinya menyatakan Porda menjadi ajang tolok ukur pembinaan yang dilakukan di Kabupaten/kota. Porda juga menjadi salah satu ajang bagi KONI DIY untuk menjaring atlet berprestasi di masing-masing cabor. (Tio)