Bantul, Kabar Jogja – Bersama Kalimantan Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi provinsi kedua yang menggelar kick off imunisasi Japanese Encephalitis (JE) Cegah Japanese Encephalitis/Radang Otak, Selasa (3/9). Bantul menargetkan 194 ribu anak-anak dari usia 10 bulan sampai 15 rentang akan terionisasi dalam dua bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, melibatkan 17 Puskesmas pemberian vaksin akan dilaksanakan mulai hari ini sampai 31 Oktober.
“Hari ini jajaran kesehatan Bantul, serentak bersama dengan Kota/Kabupaten lainnya menggelar imunisasi JE. Sama seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio kemarin, pemberian imunisasi bisa dilaksanakan di tempat tinggal masyarakat atau Puskesmas,” katanya di Bantul.
Agus memaparkan pemberian imunisasi JE ini sangatlah penting karena penyakit radang otak cukup mematikan. Di Indonesia, dari survei yang dilaksanakan 2014-2021, terdapat 143 kasus positif JE.
Dimana Bali menempati posisi pertama dengan ditemukan 77 kasus, kedua di Kalimantan Barat (28 kasus), disusul DIY (13 kasus) dan Nusa Tenggara Timur (12 kasus).
Sebanyak 85 persen kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia kurang dari 15 tahun.
“Walaupun JE merupakan masalah kesehatan dengan akibat yang serius, namun dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Di Bantul tidak ditemukan penderita penyakit radang otak,” kata Agus.
Nantinya, setelah pelaksanaan imunisasi JE massal selesai dalam dua bulan. Dinkes Bantul memastikan pemberian vaksin JE akan dilaksanakan reguler dengan menyasar anak-anak berusia di atas 10 bulan.
Agus menyebut selain pelaksanaan kick off imunisasi JE, Dinkes Bantul juga meluncurkan 11 inovasi terbaru pelayanan kesehatan masyarakat oleh instansi kesehatan.
Di sambutannya, Sekda Pemkab Bantul Agus Budi Raharja, meminta seluruh pihak untuk bekerjasama dalam pelaksanaan imunisasi JE. Menurutnya imunisasi ini sangat dibutuhkan dan harus segera dilakukan karena faktor cepatnya berkembangnya penyakit menular karena arus gerakan manusia yang semakin cepat di tingkat global.
“Penyakit radang otak ini memiliki daya bunuh yang cukup tinggi. Dimana 20-30 persen penderitanya meninggal, atau kalau tidak mereka mengalami kelumpuhan dan berkurangnya daya fungsi organ tubuh,” tegasnya. (Tio)