Bantul, Kabar Jogja – Peresmian Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Intermediate Treatment Facility (ITF) Niten, menjadi wujud komitmen Pemkab Bantul menghadirkan ekonomi sirkular dari penanganan sampah.
Tahun ini, selain TPST ITF Niten, Bantul berencana membuka tiga TPST di kecamatan berbeda yang fokus mengelola sampah organic dan non organic menjadi barang bernilai jual.
Diresmikan Bupati Abdul Halim Muslih, Selasa (27/2), ITF Niten merupakan fasilitas pengolahan sampah dengan konsep waste to energy yang didukung dengan teknologi ramah lingkungan.
“Ini merupakan tempat yang kita siapkan untuk menangani persoalan sampah di Bantul yang setiap harinya mencapai 170 ton dan terus membesar. Pendekatan yang dilakukan di ITF Niten adalah menjadikan sampah sebagai sebuah unit usaha produktif,” kata Halim.
Seiring ditutupnya TPST Piyungan permanen pada April nanti., Bantul menurut Halim berkomitmen memperbanyak TPST di banyak tempat hingga desa-desa secara mandiri.
“Kedepan kita melihat TPST ini bukan hanya sekedar tempat pembuangan sampah, namun sebagai industri yang bahan bakunya sampah. Ini akan meningkatkan ekonomi sekuler di Bantul,' jelasnya.
Pemkab Bantul tengah mempersiapkan tiga lokasi baru TPST di Kecamatan Banguntapan, Sedayu dan Sanden dengan target pengoperasian semuanya di tahun ini.
"Selain memproduksi RDF sebagai bahan bakar semen. Sampah plastik yang dikumpulkan akan diubah menjadi papan-papan panel untuk diekspor. Ini kita rencanakan di TPST Bawuran, Segoroyoso," katanya.
Namun menurutnya yang lebih penting, keberadaan TPST di banyak lokasi jika tidak dibarengi dengan kebudayaan memilah sampah dari rumah, tidak akan ada banyak artinya. Sebab kebudayaan memilah inilah yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam penanganan sampah di masyarakat.
Di ITF Niten, selain menghasilkan media tanam dari sampah organic. Juga dihasilkan produk refuse-derived fuel (RDF) yang sudah dilirik produsen semen PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Cilacap, sebagai bahan baku pembakaran semen mendampingi batu bara.
Direktur Manufaktur SBI Soni Asrul Sani menyampaikan pihaknya berkomitmen menyerap produk RDF berapapun yang dihasilkan. Namun diharapkan produk tersebut memenuhi spesifikasi yang sudah ditentukan PT BSI.
Dimana kadar air produk tidak lebih dari 20 persen dan tingkat kalori pembakaran diatas 3.000 derajat Celcius.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul, Ari Budi Nugroho menyampaikan digagas sejak tahun lalu, TPST ITF Niten akan mengelola sampah dari Pasar Niten yang mencapai 5 ton per hari dengan anggaran sebesar Rp4 miliar.
"Sampah organik akan kita kelola dengan dengan 12 rotary killer untuk menjadi media tanam yang pasarnya sudah disediakan Dinas Pertanian," sebutnya. (Tio)