Bantul, Kabar Jogja - Masjid Al Muharram di Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta memperoleh panel surya yang akan menjadi pemasok utama energi listrik masjid. Diwujudkan melalui program ‘Sedekah Energi’, masjid ini menjadi percontohan pemanfaatan energi terbarukan.
Diinisiasi Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Iklim (Muslims for Shared Actions on Climate Impact/MOSAIC), program Sedekah Energi mampu mengumpulkan dana sebesar Rp85 juta yang akhirnya diwujudkan ke pemasangan delapan panel surya dengan kapasitas total 4.280 Watt Peak (WP).
Minggu (16/7), Dewan Pengarah MOSAIC, Gatot Supangkat mengapresiasi inisiatif di lingkungan di Masjid Al Muharram, Dusun Brajan, Desa Tamantirto dimana mampu menunjukkan komitmen nyata bagaimana ajaran Islam terkait dan peduli terhadap pelestarian lingkungan.
“Di MOSAIC, kami mengajak organisasi Islam, media, hingga akademisi dan lembaga nirlaba yang berfokus pada solusi permasalahan iklim dan inovasi untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim,” katanya.
Lewat MOSAIC dan Sedekah Energi, Gatot berharap semakin banyak masjid yang terinspirasi menerapkan inisiatif yang sama Muharram. Proyek pemasangan panel surya juga dilakukan di sebuah masjid di Sembalun, Lombok pada 28 Maret lalu.
“Keterlibatan komunitas Islam dalam upaya kolaborasi seperti ini, kami percaya dampak negatif perubahan iklim di Indonesia dapat kita hadapi dengan lebih baik,” jelasnya.
Konsep bersedekah dalam pemanfaatan energy terbarukan ini seperti menjadi solusi di tengah kebutuhan pemerintah akan denah dan anggaran program energy hijau.
Dengan memberdayakan umat, lewat Sedekah Energi, Gatot mengutarakan kebuntuan akan dana pembelian berbagai peralatan terpecahkan. Di awal pembuatan, dibutuhkan anggaran besar. Namun jika melihat jangka waktu kebermanfaatan hingga 25 tahun, penggunaan panel surya lebih murah.
Sebagai dukungan pada keberlanjutan program pemanfaatan energy surya, MOSAIC memberikan pelatihan kepada 30 jamaah. Melalui transfer pengetahuan ini, diharapkan warga dan jamaah dapat mengambil peran dalam pemeliharaan mandiri, sehingga panel surya dapat berfungsi dengan baik hingga 25 tahun mendatang.
Koordinator Sedekah Energi, Elok Faiqotul Mutia menjelaskan gerakan ini terwujud dari berbagai upaya kampanye digital dan crowdfunding. Dimana 5.538 orang telah ikut bersedekah energi hanya dalam waktu dua bulan saja.
“Besaran sedekah mulai dari Rp5 ribu sampai Rp1,5 juta. Ini menunjukkan antusiasme yang besar dari komunitas muslim untuk ikut berkontribusi mewujudkan energy terbarukan, khususnya melalui pemakmuran masjid,” jelasnya.
Konsep sedekah yang diperkenalkan juga terjadi secara dua arah dimana terwujud sedekah untuk pengadaan teknis panel surya berikut peningkatan kapasitas masyarakat. Tak hanya itu, sedekah dari masyarakat sekitar untuk mengelola dan merawat sistem panel surya tersebut.
Ketua takmir Masjid Al Muharram, Ananto Isworo menyebut keberadaan panel surya melengkapi komitmen masjid ini menjadi masjid percontohan berkonsep ramah lingkungan. Masjid ini pada 2013 silam menjadi pelopor program Sedekah Sampah di Bantul.
Listrik yang dihasilkan juga akan membantu penerangan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah PAUD, serta kegiatan sosial dan warga lainnya.
“Memiliki panel surya merupakan cita-cita kami sejak lama karena kami ingin mewujudkan eco-masjid secara menyeluruh setelah menerapkan konsepnya di berbagai aspek seperti arsitektur bangunan, sumur resapan, penghijauan dan program sedekah sampah,” tambah Ananto. (Tio)