Bantul, Kabar Jogja – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat sepanjang 2022 terjadi 154 kebakaran yang menyebabkan kerugian hingga Rp29,2 miliar. Penyebab kebakaran didominasi korsleting listrik.
Kepala Kepala Bidang Pemadam Kebakaran BPBD Irawan Kurnianto menjelaskan dari total kejadian yang tercatat, sebanyak 134 terjadi di wilayah Bantul dengan angka kerugian mencapai Rp25 miliar.
“Lalu kamu menangani sebanyak 20 kasus kebakaran yang terjadi di luar Bantul dengan angka kerugian sebesar Rp4,2 miliar,” jelasnya, Rabu (4/1).
Sebagian besar penyebab kebakaran di Bantul adalah korsleting listrik. Hal tersebut terjadi atas dampak dari kelalaian manusianya itu sendiri. BPBD mencatat ada 50 kasus kebakaran yang disebabkan korsleting listrik.
“Kami terus mensosialisasikan pencegahan kebakaran. Mulai dari bahaya dari korsleting listrik itu sendiri hingga meminta agar masyarakat menggunakan komponen listrik yang berstandar,” jelasnya.
Manajer Pusdalops BPBD Aka Luk Luk Firmansyah menyebut Bantul berpotensi tinggi alami bencana kebakaran lahan dan hutan. Secara nasional di 2021, Bantul masuk urutan ke 419 wilayah dengan potensi tinggi kebakaran lahan.
“Ada 11 kecamatan yang termasuk zona merah kebakaran yaitu Kecamatan Pundong, Kasihan, Sewon, Pleret Dlingo, Pajangan, Piyungan, Banguntapan, Bambanglipuro, Jetis, dan Bantul,” paparnya. (Tio)
