Bantul, Kabar Jogja – Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul Yohanes Hendra Dwi Utomo menyatakan kenaikan harga kamar sebesar 30-40 persen dari harga normal di akhir tahun ini dianggap wajar. 1.200-an kamar di Kabupaten Bantul dikatakan sudah penuh sejak akhir November kemarin.
Dihubungi pada Jumat (16/12) siang, Hendra menceritakan sejak awal Desember ini tingkat hunian kamar pada hari biasa sudah menembus 50-60 persen. Sementara pada akhir pekan, tingkat hunian kamar mencapai 90 persen.
“Kenaikan ini seiring dengan masuknya liburan sekolah. Terlebih lagi pada minggu akhir Desember nanti, ada prediksi sekitar 1.200 kamar yang tersebar di 25 hotel bintang maupun non bintang di Bantul akan penuh,” jelas Hendra.
Dirinya menyatakan, adanya kenaikan harga kamar menjelang libur Natal dan Tahun Baru ini sangatlah wajar. Bahkan pasca hantaman pandemi Covid-19, kehadiran wisatawan ke Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi nilai tambah untuk meningkatkan pendapatan pengelola hotel.
Meski pemerintah daerah tidak memberlakukan pembatasan-pembatasan seperti dua tahun sebelumnya. Hendra menegaskan anggota PHRI wajib menerapkan protokol CHSE demi meningkatkan kenyamanan pada pengunjungnya.
“Apakah kenaikan harga kamar hingga dua kali lipat dari harga normal ini akan menciptakan image buruk pariwisata Bantul? Saya kira tidak. Pasalnya sebelum pandemi berlangsung, menaikkan harga kamar di puncak liburan sangatlah wajar,’ jelasnya.
Namun sekarang yang harus diperhatikan pengelola hotel. Dengan naiknya harga kamar, diharapkan fasilitas yang disediakan oleh pengelola setara dengan harga yang ditetapkan.
Demikian juga dengan tidak adanya agenda kegiatan pada liburan tahun baru. Hendra mengatakan ini merupakan kesempatan bagi pengelola hotel untuk menghadirkan berbagai acara yang bisa menjadi nilai lebih untuk memberi kesan pada wisatawan.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono menyatakan pihaknya memprediksi rata-rata tingkat hunian kamar di libur akhir tahun ini akan mencapai 87 persen. Angka ini melebih target yang ditetapkan sebesar 80 persen.
“Kebanyakan wisatawan akan memadati hotel pada 20-31 Desember. Jumlah ini akan terus bertambah mendekati akhir tahun,” kata Deddy.
Deddy menambahkan, tidak hanya hotel di wilayah Kota Yogyakarta yang diminati wisatawan. Informasi dari anggota, hotel-hotel di Kabupaten Gunungkidul juga mendapatkan pemesanan besar. Diharapkan se-DIY tingkat keterisian kamar mencapai 100 persen.
“Optimisme ini wajar, mengingat saat libur Nataru nanti ada sekitar 44 juta wisatawan yang diperkirakan keluar Jakarta untuk berlibur,” tutupnya. (Tio)
