Yogyakarta, Kabar Jogja – Peran pemerintah dalam jangka panjang literasi digital dinilai masih menjadi kunci dalam pembentukan ekosistem ekonomi digital di kalangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Sektor ini harus terus didorong bertransformasi karena terbukti kuat menghadapi gejolak ekonomi global yang semakin kompleks.
Pandangan ini disampaikan pendiri Yayasan Omah Kreasi Center Yogyakarta Khoirun Nisa pada Sabtu (17/9). Menurutnya, upaya literasi digital perlu didukung agar terbentuk ekosistem ekonomi digital yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan rakyat.
“Pascapandemi Covid-19 dan konflik internasional menyisakan persoalan mendasar. Indonesia perlu mengendalikan inflasi, bawah 5 persen, sembari mendorong pertumbuhan ekonomi, serta membangun ketahanan pangan nasional.,” katanya.
Catatan Bank Indonesia saat ini disebabkan gejolak harga pangan. Selain itu, dampak rambatan kenaikan bahan bakar minyak dapat ditekan dengan subsidi penyangga sosial guna menjaga daya beli masyarakat.
Di tingkat lokal, bahkan semenjak di tingkat masyarakat menengah ke bawah, himpitan ekonomi terasa semakin berat. Berbagai upaya pemerintah perlu dihargai sebagai solusi jangka pendek yang strategis yaitu bantuan langsung tunai untuk subsidi bahan bakar minyak.
“Namun, untuk jangka panjang, masyarakat senantiasa membutuhkan uluran bantuan pemerintah. Keberadaan UMKM sebagai pemain kunci dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat perlu didorong lebih masif,” kata Nisa.
Pasalnya UMKM terbukti mampu menyongkong ekonomi Indonesia pada hantaman krisis 1998 dan 2008. Diharapkan sektor ini memiliki andil penting agar lolos dari gejolak ekonomi global yang semakin kompleks.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan pemerintah adalah membangun literasi digital berkesinambungan untuk menciptakan budaya digital demi pertumbuhan ekonomi UMKM.
“Kita menawarkan bimbingan teknis atau pelatihan gratis untuk UMKM di Yogyakarta agar akrab dan lincah memanfaatkan platform perdagangan digital untuk membangun identitas dan reputasi berbasis daring,” jelas Nisa.
Sektor UMKM di DIY perlu didorong masuk ke ranah digital, sebab jika dilihat dari jumlahnya. Mereka adalah penyokong utama perekonomian DIY yang menitikberatkan pada pariwisata.
Berdasarkan Layanan Data Koperasi dan UMKM di DIY jumlah UMKM tertinggi ada di Sleman dengan 113.682 usaha, dan disusul Bantul (86.742 usaha), Gunung Kidul (53.918 usaha), Kulon Progo (36.076 usaha), dan urutan buncit di Kota Yogyakarta (32.595 usaha).
Aparatur Sipil Negara di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Donum Theo menegaskan saat ini literasi digital dan perlindungan data pribadi menjadi fokus kerja dari pemerintah.
Literasi digital dan perlindungan data, menurutnya sejalan dalam program pemberdayaan sektor riil pemerintah dan mitra strategisnya dengan mekanisme bantuan akses permodalan berbasis perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
“Selain dua isu tersebut, pemerintah juga mengupayakan peningkatan keterampilan digital yang memampukan masyarakat untuk membangun ekosistem ekonomi digital dan meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya. (Tio)