Kulonprogo, Kabar Jogja – Pasca upaya masuknya kelompok terlarang yang menggegerkan warga Dusun Klumutan, Desa Srikayangan Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 H.
Polres dan Kantor Kemenag Kulonprogo menggelar sarasehan deradikalisasi dan penandatanganan komitmen melawan radikalisme digelar pada Rabu (20/7) malam di Balai Desa Srikayangan.
Kapolres Kulon Progo AKBP Muharomah Fajarini dalam sambutannya menegaskan dalam melawan maupun mencegah pengaruh kelompok radikal diperlukan kerja sama semua pihak.
“Perlu kerjasama antara pemerintah dan semua komponen masyarakat, sehingga upaya-upaya masuknya paham radikal yang bertentangan dengan Pancasila tidak akan terjadi,” ucapnya.
Kapolres meminta masyarakat lebih selektif dan bijak, terutama dalam penggunaan media sosial agar tidak mudah terpengaruh oleh paham dan ideologi yang terlarang.
“Radikalisme dan terorisme pasti akan mengancam keutuhan NKRI, masyarakat juga harus bisa membentengi diri agar tidak terjerumus pada paham radikalisme,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, peserta yang merupakan warga setempat mendapatkan penjelasan mengenai cara mengidentifikasi paham radikalisme yang terlarang. Selain itu, juga diberikan pembekalan menghadapi kelompok radikal dan anti Pancasila yang mencoba masuk ke lingkungan masyarakat.
Sementara Kepala Kankemenag Kulonprogo, Wahib Jamil meminta dalam beragama, seseorang hendaknya dilaksanakan secara moderat.
“Sehingga tidak menjadi orang yang radikal, namun juga bukan liberal. Dengan moderasi beragama ini nantinya akan tercipta kerukunan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Menurutnya saat ini umat beragama di Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan besar yaitu berkembangnya Berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrim), serta mengesampingkan martabat kemanusiaan.
Kedua, berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas fungsi agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik. Ketiga, Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI.
“Untuk itulah moderasi beragama menjadi sangat penting. Tali persaudaraan yang kuat, didasari iman hebat akan menghasilkan output luar biasa. Karena itu jadikan agama sebagai spirit kehidupan, bukan untuk saling dipertentangkan,” pungkas Wahib.
Selain Kapolres dan Kepala Kemenag, acara tersebut juga dihadiri Kepala Desa Srikayangan, Kepala Kesbangpol Kulonprogo, Komandan Kodim 0731, dan mantan Napiter Bom Bali 1, Joko Triharmanto. (Tio)