Bantul, Kabar Jogja – Di tahun ketiganya, pelaksanaan ‘Njlajah Bantul Milang Kori’ kembali mengenalkan berbagai objek destinasi wisata di Bumi Projotamansari kepada pelaku industri pariwisata.
Selama empat hari, mereka akan diajak berkeliling ke tujuh desa yang berstatus ‘Desa Rintisan Budaya’.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Bantul Yuli Hernadi, Senin (18/7) memaparkan agenda berkeliling berikutnya akan berlangsung Kamis (21/7), Sabtu (23/7) dan Minggu (24/7).
“Hari ini kita mengajak 30 peserta yang berasal dari ASITA dan penggiat media social berkunjung ke Museum Coklat, Goa Selarong, Desa Guwosari, kerajinan pembuatan kue brem di Sanden, dan buah naga di Srandakan,” katanya.
Yuli menyatakan tujuan pelaksanaan ‘Njlajah Bantul Milang Kori’ adalah mengenalkan berbagai kekayaan pariwisata sampai pelosok Bantul. Diharapkan, para pelaku industri pariwisata ASITA maupun penggiat media social mampu mengundang wisatawan ke Bantul.
Selama rangkaian acara ini, Yuli memaparkan peserta selama empat kali hari akan diajak berkunjung ke tujuh desa yang berstatus ‘Desa Rintisan Budaya’ yaitu Guwosari, Gadingsari. Baturetno, Timbulharjo. Tamantirto, Jatimulyo, dan Wukirsari.
Sekretaris Dispar Bantul Raden Jati Bayubroto mengungkapan gelaran jelajah Bantul hingga ketiga kalinya merupakan upaya dari pihaknya untuk mengenjot jumlah wisatawan yang berkunjung.
“Terlebih lagi dengan naiknya target pendapatan dari pariwisata, program ini dinilai tepat meningkatkan pengunjung dibandingkan dengan menaikkan retribusi tiket masuk,” jelasnya.
Tahun ini Pemkab Bantul menargetkan Dispar untuk meraih tiga juta wisatawan dengan pendapatan yang masuk mencapai Rp30 miliar. Sampai semester pertama tahun ini, dirinya mengatakan hampir separuh dari target yang ditentukan terpenuhi. (tio)
