Yogyakarta, Kabar Jogja – Hasil survei yang melibatkan 1.200 responden, Partai Demokrat masuk dalam jajaran tiga partai terbesar yang memiliki elektabilitas tinggi pada semua generasi pemilik suara.
Survey yang dilakukan Litbang Kompas pada 26 Mei – 24 Juni menempatkan Demokrat berada di posisi kedua setelah PDI Perjuangan dan di bawahnya ada Gerindra.
Menanggapi hasil survei ini, Ketua DPD Demokrat Daerah Istimewa Yogyakarta Erlia Risti mengapresiasi survey yang memilih responden secara acak dari 34 provinsi.
“Ini adalah survei nyata. Tingkat keterpopuleran yang tinggi di mata kaum muda tidak terlepas dari sosok kepemimpinan yang diperlihatkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” katanya Kamis (23/6).
Tak hanya itu, keberpihakan Demokrat pada generasi muda dibuktikan dengan kehadiran kader-kader Demokrat di DIY didominasi kaum muda dari berbagai segmen.
“Bahkan rata-rata kamu muda di DIY memilih Demokrat,” tegasnya.
Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY mewadahi kaum muda yang memiliki sikap yang smart, kreatif, terampil, cekatan dan cerdas. Hal ini yang membuat Partai Demokrat banyak mendulang suara tentu saja dibawah kepemimpinan AHY.
Ia berkomitmen dan yakin bahwa kerja keras DPD Demokrat DIY dan seluruh Indonesia dalam mengembalikan kejayaan partai akan segera terwujud.
Berdasarkan survei tersebut, pada generasi Z (kelahiran 1997-2012, usia 10-25 tahun), PDIP memiliki elektabilitas sebesar 20,4 persen, diikuti oleh Demokrat (15 persen), dan Gerindra (12,9 persen).
Dibandingkan survei sebelumnya, angka keterpilihan PDIP dan Demokrat menguat sedangkan Gerindra menurun. Hal ini membuat Demokrat menggeser Gerindra di peringkat dua.
Sementara itu, di kalangan pemilih generasi Y (kelahiran 1981-1996, usia 26-41 tahun), PDI-P dipilih oleh 28,4 persen responden, diikuti Demokrat (16,6 persen), dan Gerindra (16 persen).
Elektabilitas masing-masing partai menguat di kalangan pemilih itu dibanding survei sebelumnya, yakni PDIP naik 8 persen, Gerindra (5,6 persen), dan Demokrat (1,6 persen).
Adapun survei ini diikuti oleh 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Dengan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error lebih kurang 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. (Tio)