Yogyakarta, Kabar Jogja - Pemerintah terus menggencarkan sosialisasikan implementasi bela negara di masyarakat.
Terutama generasi muda agar memahami nilai- nilai bela negara dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- sehari. Salah satunya melalui kegiatan sosialisasi dan diseminasi bela negara yang menyasar para pelajar dan guru di Yogyakarta.
“Bela negara ini sangat penting. Khususnya untuk adik- adik millenial pelajar SMA. Bela negara ini adalah pembelajaran buat mereka,” kata Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha, di sela Sosialisasi dan Diseminasi Bela Negara di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, Rabu (2/2/2022).
Dadang menyatakan kegiatan sosialisasi dan diseminasi bela negara itu adalah implementasi dari Undang Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara.
Undang Undang 23 tahun 2019 itu, lanjutnya, intinya terkait dengan bela negara, komponen pendukung, komponen cadangan, mobilisasi dan demobilisasi.
“Intinya dari kegiatan sosialisasi dan diseminasi ini agar masyarakat paham mengimplementasikan Undang Undang Nomor 23 terkait bela negara,” ujarnya.
Dia menilai hal mendasar dari bela negara adalah mencintai tanah air dan memahami sejarah bangsa.
Keberadaan bangsa Indonesia saat ini adalah hasil perjuangan panjang. Untuk itu masyarakat terutama generasi muda agar tidak melupakan sejarah.
Oleh sebab itu untuk mewujudkan bela negara dilakukan sesuai dengan kapasitas masing- masing.
“Bela negara itu mudah. Bela negara dengan banyak berkreasi berkarya. Bukan banyak gaya. Kalau posisinya masih sekolah di SD SMP dan SMA, caranya adalah menjadi murid yang baik, mengikuti aturan di sekolah dan berlomba- lomba mencari prestasi. Jika profesi guru maka menjadi guru yang baik dengan mendidik murid agar berprestasi,” terangnya.
Pihaknya menegaskan kesadaran bela negara sangat penting. Terutama untuk menghadapi ancaman non militer seperti ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.
Menurutnya ancaman saat ini adalah ancaman aktual dengan kemajuan teknologi informasi, masalah radikalisme, terorisme dan narkoba.
“Ini menjadi konsen kita bersama. Kalau kita bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat kita tentang ancaman aktual ini, Insya Allah bisa melindungi dan memberikan antibodi sehingga tidak mudah terkooptasi dan mengikuti rayuan,” tambah Dadang.
Sementara itu Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Yogyakarta Sisruwadi mengatakan Kota Yogyakarta didiami oleh berbagai suku bangsa yang berasal dari seluruh Indonesia seperti pelajar, mahasiswa, karyawan, pegawai, pemilik usaha.
Di satu sisi hal itu merupakan keuntungan, sehingga kita terbiasa berada pada masyarakat majemuk, berkembang toleransi dan gotong royong persatuan dan kesatuan di antara berbagai elemen masyarakat.
Namun di sisi lain, juga rentan terhadap potensi ancaman, gangguan dan hambatan terciptanya masyarakat yang kondusif.
“Untuk menciptakan suasana Indonesia khususnya Kota Yogyakarta yang aman, nyaman dan tentram maka diperlukan jiwa-jiwa muda yang sadar akan nilai-nilai bela negara. Ketahanan daerah merupakan salah satu potensi pendukung Ketahanan Nasional,” pungkas Sisruwadi. (rls)