Yogyakarta, Kabar Jogja – Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) masih belum sepenuhnya dipahami oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menangah (UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Diharapkan perbankan terus bersinergi dengan masyarakat untuk membangkitkan kembali ekonomi DIY.
Perwakilan asosiasi batik Sleman menyampaikan kondisi serupa. Dari 600 anggotanya, semua mengajukan dana PEN dan memenuhi syarat. Namun yang bisa menerima 10 persennya saja. Mereka saat ini hanya bisa menunggu kabar baik.
Kanwil BRI Yogyakarta Tresnawan Dwi S mengatakan, BRI sebagai bank yang sebagian besar nasabahnya pelaku UMKM berkomitmen membantu menyalurkan dana PEN.
“80 persen nasabah BRI adalah UMKM. Jika UMKM tidak selamat BRI nggak selamat mungkin. Kita harus bersama-sama selamat dari krisis,” katanya, dalam Sosialisasi Program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) kepada Para Pelaku UMKM di DIY, Kamis (4/3), di Kantor DPD RI DIY yang dipandu oleh anggota Komite IV DPD RI, Cholid Mahmud.
Tresnawan mengatakan, khusus Bank BRI realisasi program PEN di DIY nilainya Rp 2,5 triliun dari total Rp 15 triliun se-Indonesia. Ada 77,6 ribu nasabah. “Untuk UMKM kami salurkan Rp 135 miliar pada 2020,” katanya.
Sementara, Branch Manager Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Yogyakarta Yos Sudarso, Fakhrurozi Bosman, mengatakan pada satu sisi bank sebagai sebagai lembaga bisnis harus tetap berjalan, pada sisi lain harus membantu UMKM melalui penyaluran pembiayaan.
“Contoh di cabang saya setiap bulan harus ada Rp 10 miliar tersalurkan ke UMKM. Alhamdulillah bulan ini Rp 12 miliar,” ujarnya.
Kesimpulan dari semua itu, Cholid Mahmud sangat berharap perbankan harus bersinergi dengan masyarakat untuk membangkitkan kembali ekonomi DIY.(dho)