Yogyakarta, Kabar Jogja - Akhir-akhir ini, terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Per Jumat (25/12), terdapat penambahan 256 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga total kasusnya menjadi 10.653 kasus. Sementara terdapat 155 orang yang sembuh sehingga total pasien sembuh berjumlah 7.067 orang. Adapun total yang meninggal dunia sejumlah 226 orang dengan tingkat fatalitas atau case fatality rate mencapai 2,12% dari keseluruhan kasus konfirmasi positif.
Hingga saat ini, Pemda DIY telah memiliki 27 RS Rujukan
COVID-19 dari sejumlah 78 RS yang ada. Dari 27 RS tersebut, terdapat 64 tempat
tidur untuk ruang ICU atau critical dan 577 tempat tidur untuk ruang isolasi atau
noncritical. Berdasarkan data per Kamis (24/12) di Daerah Istimewa Yogyakarta,
rata-rata tingkat keterisian RS dalam 3 hari terakhir mencapai 75%, meningkat
dibanding periode-periode sebelumnya. Tingkat keterisian ruang ICU dan isolasi
di atas rata-rata dialami rumah sakit-rumah sakit di wilayah Kabupaten Sleman.
Melihat tren kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DIY
Pembajun Setyaningastutie melalui keterangan tertulis yang disampaikan pada
Sabtu (26/12) mengatakan bahwa perkiraan akan terjadi lonjakan kasus pasca masa
liburan natal dan tahun baru. "Untuk itu, kami dari Dinas Kesehatan DIY
bersama RSUP Dr. Sardjito telah mempersiapkan langkah-langkah penanganan dan
antisipasi terjadinya lonjakan kasus pada awal Januari 2021," jelasnya.
Menurut Pembajun, pihaknya telah mempersipkan beberapa
strategi untuk antisipasi lonjakan kasus, seperti halnya mempersiapkan fasilitas
kesehatan, tenaga kesehatan, obat, alat kesehatan dan APD.
Sementara itu, RSUP Dr. Sardjito juga melakukan beberapa
strategi, antara lain melakukan eskalasi ruang COVID-19 dari 56 tempat tidur
yang saat ini ada, menjadi 74 tempat tidur. Sejumlah 8 tempat tidur
didedikasikan untuk penambahan ruang isolasi Critical Care, dan 10 tempat tidur
untuk penambahan di ruang noncritical. Hal ini dilakukan dengan tetap melihat
situasi dan kondisi penyebaran covid di DIY.
Kemudian, melakukan koordinasi dengan Dinkes DIY dan Rumah
Sakit lain dalam implementasi pedoman revisi 5 penanganan Covid-19. Rumah Sakit
dalamhal ini akan melakukan perawatan untuk kasus sedang dan berat sementara
kasus tanpa gejala atau ringan diupayakan isolasi mandiri atau ke shelter.
Tenaga kesehatan disiapkan pengaturan jam kerja dengan
mekanisme 4 shift, tambahan asupan gizi, maupun persiapan rumah singgah. Untuk
obat dan alat kesehatan disiapkan dengan memprediksi ketersediaan sampai bulan
april 2021 terpenuhi. Termasuk kesiapan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga
kesehatan yang melayani pasien. Kesiapan lainnya berupa fasilitas isolasi
mandiri, kemudian promotif preventif.
Selain upaya-upaya penanganan tersebut, Pembajun
mengutarakan jika Dinkes DIY juga terus memperkuat upaya tracing dan testing.
"Upaya testing di DIY telah jauh melampaui standar 1:1000 per minggu
sebagai gambaran kinerja testing. Kami juga selalu melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan instansi/organisasi lintas sektor, baik di pusat maupun
daerah, pihak swasta, tokoh masyarakat, dan media (pentahelix). Kerja sama ini
dilakukan tidak hanya pada upaya 3T (tracing, testing, treatment), tetapi juga
dalam penegakkan disiplin penerapan protokol kesehatan," urai Pembajun.
Dengan memperhatikan situasi kasus saat ini dan mendatang,
serta kondisi di fasilitas pelayanan kesehatan, Pembajun mengajak peran serta
masyarakat sebagai garda terdepan dalam pencegahan COVID-19. "Kami imbau
kepada masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan yakni memakai
masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai sabun.
Khusus pada masa liburan natal dan tahun baru saat ini, sebaiknya tetap di
rumah saja dan tidak bepergian ke luar kota atau tempat-tempat umum jika tidak
mendesak," tegasnya.(rls)