Yogyakarta, Kabar Jogja – Alat pendeteksi Covid-19 karya Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose-19, bakal dijual paling mahal Rp25 ribu di pasaran usai mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (24/12).
Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana, izin edar bernomor AKD 20401022883 merupakan Kemenkes pada GeNose C19 dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat.
“Langkah selanjutnya adalah melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan," ujarnya, Sabtu (26/12).
Kedepan UGM bersama dengan lima industri konsorsium yang berkomitmen mendukung penyediaan GeNose yakni PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT. Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT. Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT. Nano Sense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT. Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis) bakal memproduksinya.
Ditargetkan sampai akhir Februari, GeNose bakal diproduksi sebanyak 10 ribu unit. Jika dalam sehari seribu unit mampu mengetes 120 ribu orang, maka bila target terpenuhi maka di awal Maret aka nada jumlah tes Covid-19 sebanyak 1,2 juta per hari.
"Setiap tes estimasi waktunya hanya 3 menit termasuk pengambilan nafas, sehingga satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam. Sedangkan Hasil tes sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya,” kata Kuwat.
Ia menerangkan, kehadiran GeNose bakal semakin menurunkan biaya tes Covid-19. Dimana nantinya alat tes GeNose akan dijual mulai Rp15-25 ribu per unit.
Nantinya ruang public seperti bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk rumah sakit menjadi area utama distribusi GoNose C19. Namun tidak menutup kemungkinan pengadaan GeNose C19 untuk keperluan pribadi.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna hadirnya izin edar dan siap diproduksinya GeNose menunjukkan kontribusi UGM dalam penanganan pandemi sekaligus memulihkan roda perekonomian tetap berjalan ditengah protokol kesehatan.
"Ini memperlihatkan berjalannya kemitraan dan kerjasama strategis antara universitas, pemerintah, industri dan masyarakat," katanya.(tio)