Yogyakarta, Kabar Jogja - Pemerintah Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) berupaya membangkitkan perekonomian di kawasan pemukiman dekat
sungai. Karena di lingkungan tersebut, selain mengalami tekanan ekonomi akibat
pandemi Corona juga merupakan wilayah yang banyak ditinggali oleh warga
kategori miskin.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dari
sisi sosial ekonomi di wilayah sepanjang sungai memang merupakan
kantong-kantong miskin. “Memang sebagian besar kemiskinan di sepanjang sungai,
baik itu di Winongo, Code, Gajahwong. Maka kami akan dorong untuk menjadi
bagian kebangkitan ekonomi,” kata dia, di sela penyaluran bantuan Kredit
Pemberdayaan Ekonomi Daerah dari BPD DIY, di Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta pada Rabu (2/9).
Heroe mengatakan, pelaku UMKM di sekitar sungai banyak yang
kehabisan modal akibat wabah corona ini. Mereka selama enam sampai tujuh bulan
terakhir tidak bisa memutar uangnya karena digunakan untuk membiayai kebutuhan
sehari-hari.
“Sekarang mereka sudah mulai jualan tapi hasilnya tidak
seperti saat normal. Mereka hanya dapat uang saat jualan di hari Jumat sampai Minggu.
Sementara Senin sampai Kamis mereka tetap jualan hanya tidak dapat uang,”
ujarnya.
Heroe berkata, BPD DIY saat ini memiliki program dalam upaya
kebangkitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Program memberikan kemudahan
persyaratan sehingga memungkinkan memperoleh modal. “Harapannya September ini
mereka mendapatkan modal,” katanya.
Seiring mendorong UMKM akan lebih berkembang di sekitar
sungai, pihaknya juga menyiapkan paket wisata gowes. Paket yang dijual itu
yakni berupa bersepeda melalui kampung wisata dan di jalur dekat sungai.
“Sekarang kami sedang mencoba membuat jalur sepeda yang melewati
sungai-sungai. Karena sudah banyak sungai-sungai di Yogyakarta yang bisa dilewati
sepeda. Nanti akan kami jual dalam lima paket,” kata dia.
Sementara, Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad
mengatakan, hampir semua usaha mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Untuk
itu, pihaknya memberikan program kredit lunak kepada pelaku usaha mikro di DIY
termasuk mereka yang tinggal di kawasan dengan sungai perkotaan.
Total anggaran yang disiapkannya yakni antara Rp10 sampai 15
miliar untuk 5.000 pelaku usaha mikro. Setiap penerima bantuan mendapatkan
kredit lunak sebesar Rp2,5 juta dengan bunga ringan 3 persen per tahun. “Saat
ini sudah ada hampir dua ribu debitur,” pungkasnya.(dho)