Yogyakarta - Untuk menjaga ketahanan pangan, Kota Yogyakarta mulai mengkolaborasikan E-Warung dengan hasil produksi warga. E-warung diharapkan bisa menyerap produk dari lingkungan sekitarnya yang dihasilkan masyarakat dari kampung sayur atau pembudidaya lele cendol.
“Dengan begitu maka bisa saling menghidupi, karena inilah bagian dari gerakan Jogja untuk Jogja maka kehidupan ditopang dari kita untuk kita,” ucap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat pencanangan Ketahanan Pangan bagi Perempuan Disabilitas dan Lansia di Lempuyangan, Jumat (10/7).
Kolaborasi E-Warung dengan kampung sayur mulai diwujudkan melalui program ketahanan pangan bagi perempuan disabilitas dan lansia melalui program gandeng-gendong bersama Pusat Rehabilitas YAKKUM.
“Ini adalah bagaimana menghadapi pandemi secara bersama-sama menyelesaikan persoalan sosial terutama teman-teman difabel dan orang dengan gangguan jiwa,” paparnya.
Jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kota Yogyakarta saat ini sekitar 2500 orang dan sudah diberikan bantuan sosial tunai, sekarang sedang disiapkan kembali untuk tahapan yang kedua.
“Kami mengapresiasi bantuan dari YAKKUM melalui model pemberdayaan, sehingga teman-teman difabel bisa mewujudkan ketahanan pangan dengan dibekali keterampilan dan fasilitas menanam sayur,” jelasnya.
Direktur Pusat Rehabilitas YAKKUM Katerina menjelaskan, program ketahanan pangan bagi perempuan disabilitas, lansia dan pendamping sudah menyasar di 8 kelurahan yakni, Baciro, Bausasaran, Demangan, Gunungketur, Klitren, Suryatmajan dan Tegal Panggung.
“Dalam program ini yang sudah dilakukan adalah memberikan 130 paket tanaman sayuran, yang harapannya selain bisa dikonsumsi sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga bisa dijual melaui e warung,” paparnya.
Selain itu pihaknya juga akan memberikan bantuan langsung non tunai kepada 300 penerima di 8 kelurahan tersebut. “Bantuan tersebut nantinya juga berasal dari hasil produksi sayuran yang ditampung E-Warung,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat menuturkan perempuan penyandang disabilitas dan lansia adalah kelompok yang paling rentan saat pandemi Covid-19 sehingga perlu didorong supaya mampu memenuhi kebutuhan pokok dasarnya.
“Tujuan pemberdayaan ini adalah untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah, hasil budidaya sayuran nantinya dibeli e-warung,” kata Agus.
E-warung diharapkan bisa membuka akses untuk menyalurkan produksi yang dihasilkan warga sekitar, tidak hanya sayuran saja namun juga lele cendol dan hasil produksi warga lainnya.(rls)