Yogyakarta - Tak hanya pengunjung Malioboro saja yang diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan, tetapi para pengayuh becak, kusir andong juga harus mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, pelindung muka, menyiapkan hand sanitizer, hingga menyiapkan sekat baik dengan mika maupun plastik.
Hal tersebut dikemukakan oleh kepala UPT Malioboro, Ekwanto, beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan peraturan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh pengayuh becak dan kusir andong beberapa waktu lalu.
"Kami sosialisasikan melalui paguyuban, agar para pengayuh becak dan kusir andong untuk mematuhi protokol kesehatan, kalau pada becak sudah ada penyekat tetapi biasanya digulung, kami minta selama pandemi untuk selalu digunakan atau dibuka. Sedangkan untuk andong kami minta untuk menyediakan penyekat antara kusir dan penumpang," ujarnya.
Lalu bagaimana jika para pengayuh becak dan kusir tidak mematuhi protokol kesehatan? Dirinya mengatakan jika pihaknya telah membuat kesepakatan dengan paguyuban andong dan becak untuk melarang andong dan becak masuk malioboro jika tidak meenuhi protokol kesehatan.
"Sudah ada kesepakatan, kalau tidak memenuhi protokol kesehatan ya nyuwun sewu kita minta untuk kondur (kita minta untuk pulang atau tidak boleh masuk). Mulai minggu depan,"sambungnya.
Hingga saat ini, masih sedikit andong dan becak di Malioboro yang beroperasi, hanya sekitar 5 persen saja. Namun demikian protokol pencegahan covid-19 wajib dipatuhi untuk mencegah penularan covid-19.
Sementara itu, Pengurus Paguyuban Andong Yogyakarta, Purwanto mengungkapkan paguyuban andong masih terus melakukan sosialisasi terkuat penerapan protokol kesehatan. Meski dianggap rumit, namun kusir andong mau menerima protokol baru tersebut.
"Itu imbauan dari pemerintah, kita sosialisasikan, ya agak rumit saja dalam sosialisasi, tapi kusir mau menerima. Sejak Jumat kemarin sudah kami terapkan, pakai masker, face shield, dan hand sanitizer. Kita juga sudah sepakat kalau tidak boleh masuk Malioboro kalau tidak memenuhi protokol itu, mulai 22 Juni,"ungkapnya.
Dirinya mengakui untuk menjaga jarak bagi kusir andong memang sedikit mengalami kesulitan. Sebab tidak mungkin menerapkan jarak saat mengendarai andong. Namun demikian, ia memastikan penggunaan masker, face shield, dan hand sanitizer dilakukan.
"Biasanya yang naik andong itu keluarga, nanti di rumah juga bertemu lagi. Yang pasti harus pakai masker, face shield, dan hand sanitizer, jadi aman,"ujarnya.
Di lain pihak, pengurus Paguyuban Becak Yogyakarta, Jiyono. Menyampaikan saat ini masih sedikit pengayuh becak yang beroperasi, namun pihaknya tetap menekankan protokol kesehatan .
"Kami sosialisasikan terus, saat ini yang beroperasi paling sekitar 10an, tetapi ganti-gantian. Kami minta agar mendukung anjuran dari pemerintah, karena ini kan untuk kita semua. Harapannya dengan penerapan ini bisa menghidupkan lagi pariwisata di Kota Yogyakarta, dan pengayuh becak bisa mencari rezeki kembali,"tambahnya.(rls)