Yogyakarta – Anggota Dewan Perakilan Daerah (DPD) RI dari
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Cholid Mahmud menyebut akan berupaya
memfasilitasi para pengusaha lokal. Untuk masuk ke Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang Jasa Pemerintah (LKPP) supaya lebih cepat bangkit dari dampak wabah
Corona.
Cholid Mahmud mengatakan dengan menjadi mitra pemerintah
melalui LKPP akan mempermudah penyerapan produk dari pengusaha lokal. Namun diakuinya
selama ini persyaratannya cukup sulit dan berat.
“LKPP selama ini persyaratan rumit untuk jadi mitra
pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa. Pengusaha lokal tak bisa masuk.
Syarat perusahaan nasional ya berat,” katanya usai menggelar rapat kerja secara
virtual terkait realisasi stimulus perekonomian dampak Covid-19 bersama para
pengusaha lokal di DIY pada Rabu (10/6).
Cholid Mahmud mengatakan bisa tidaknya menjadi mitra melalui
LKPP belum bisa dipastikan. Namun, menurutnya lebih baik untuk dicoba terlebih
dahulu.
“Bisa tidaknya, kita jalani dulu tapi ini penting. Pengusaha
lokal harus diberi ruang bisa masuk LKPP. Persyaratan menasional bisa dibenahi.
Saya belum bisa katakan bisa atau tidak tapi ini gagasan penting,” kata dia.
Dalam rapat yang digelar itu, beberapa perwakilan dari
pengusaha di DIY mengusulkan agar bisa menjadi mitra pemerintah melalui LKPP.
Sehingga kebutuhan dari instansi-instansi pemerintah di DIY bisa dipenuhi dari
produk oleh pengusaha lokal.
Ketua Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia
(Asmindo) DIY Endro Wardoyo mengatakan dampak dari wabah Covid-19 bagi anggota
Asmindo DIY sangat terasa. Selama ini fasilitas dari pemerintah seperti pengurangan
pajak sebesar 30 persen dan penundaan pokok angsuran selama enam bulan pun
dirasa cukup membantu.
Namun hal tersebut menurutnya hanya bersifat sementara saja.
“Tidak ada pemasukan untuk menjalankan usaha ke depan. Memulai usaha lagi akan
sulit,” katanya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY Buntoro
mengatakan perlu adanya trading house untuk menyerap produk dari para anggota. “Bantuan
restrukturisasi hanya sebentar, persoalan sebenarnya tak diselesaikan. Usul
kami perlu adanya trading house. Bisa ditindaklanjuti dengan masuk ke LKPP
(Lembaga Kebijakan Pengadaan Brang Jasa Pemerintah). Persoalannya bagaimana DIY
bisa punya LKPP sendiri,” katanya.
Sementara, Ketua Asosiasi Pengusaha komputer (Apkom) DIY,
Willy Sudjono mengatakan akibat wabah Corona ini para anggotanya mengalami penurunan
omzet mencapai 50 hingga 70 persen. Mengenai adanya LKPP di DIY, menurutnya
akan dapat membantu para pengusaha lokal untuk bisa lebih cepat bangkit. “Adanya
LKPP di daerah, pengusaha bisa menyuplai instansi lokal. Jangan hanya dikuasai
oleh nasional,” pungkasnya.(rid/roy)