Yogyakarta - Dalam rangka menuju tatanan baru, Pemda DIY tengah melakukan pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) maupun mempersiapkan teknologi penunjang. Berkaitan dengan hal tersebut, pada Kamis (25/06) digelar Paparan Dukungan Teknologi Komunikasi dan Informasi untuk Tatanan Baru di Ruang Gadri, Komplek Kepatihan, Yogyakarta. Agenda ini dipimpin oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan diikuti oleh Kepala Dinas Kominfo DIY Ir. Rony Primanto Hari, Kepala Dinas Pariwisata DIY Drs Singgih Rahardjo, S.H., M.Ed dan perwakilan dari OPD DIY terkait.
Ditemui seusai acara, Rony menjelaskan bahwa Kominfo DIY saat ini tengah mempersiapkan aplikasi berupa identitas digital (ID Digital) untuk memonitor kunjungan seseorang ke suatu tempat. "Aplikasi ini nantinya perlu diunduh, digunakan untuk mengecek mobilitas orang-orang yang berkunjung ke tempat atau kerumunan. Seandainya sesuatu terjadi, maka tracing akan menjadi lebih mudah," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa, "Keuntungan penggunaan aplikasi ini juga memudahkan pengelola objek wisata melakukan analisis mengenai siapa saja yang berkungjung, sehingga lebih mempersiapkan fasilitas. Misal fasilitas yang tersedia hanya memuat 1000 orang, padahal yang datang lebih, berarti kan perlu upgrade." Di sisi lain, dengan adanya data pengguna yang dihimpun dari aplikasi tersebut, analisis zonasi juga dapat dilakukan. "Dengan adanya itu (data, -red), akan terlihat kerumunan yang banyak ada di mana. Wilayah tersebut berarti memiliki risiko penularan tinggi. Ini yang kemudian perlu diantisipasi oleh Satpol PP dan sebagainya agar tidak terjadi klaster baru," jelas Rony. Adapun cara kerja aplikasi tersebut seperti aplikasi analisis bansos dan juga APD yang telah dilakukan sebelumnya.
Lebih lanjut, menurut Rony, tracing yang dilakukan juga dapat digunakan untuk referensi pengambilan kebijakan yang tidak terkait COVID-19. "Sementara ini kan yang datang baru warga Jogja, kalau luar Jogja belum banyak. Data-data itu nantinya akan digunakan untuk mengambil kebijakan di luar COVID-19. Misalnya, dari data itu nantinya akan menunjukkan tingkat suia, pergerakan, kebutuhan-kebutuhan dan sebagainya. Itu akan memudahkan kita untuk melakuan evaluasi terhadap fasilitas yang ada," tukasnya.
Aplikasi yang rencananya dinamakan careness ini nantinya akan saling terhubung dengan semua destinasi wisata di wilayah DIY. "Untuk saat ini, ada 10 tempat wisata dulu yang sudah diujicoba, kerjasama dengan Dinas Pariwisata DIY. Wisatawan yang datang di 10 destinasi itu wajib menunjukkan barcode digital tadi, seperti pengecekan barcode saat kita hendak naik ke pesawat itu. Kalau ada pendatang namun tidak akan berwisata, hanya berdiam diri di rumah saja, ya tidak perlu download aplikasinya," tutupnya.
Adapun 10 destinasi wisata yang dijadikan percontohan tersebut antara lain Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Parangtritis. Selanjutnya, untuk wisata perbukitan ada Pengger, Becici, Pinus Sari, Seribu Batu, dan Nglanggeran. Dua destinasi yang lainnya adalah Tebing Breksi dan Goa Kali Suci.(rls)