Kabar Jogja - Rumah peneliti Wanagama I digunakan sebagai
tempat karantina sementara bagi warga Kabupaten Gunungkidul yang dinyatakan reaktif
setelah melalui rapid test. Hutan pendidikan UGM yang berlokasi di Desa Banaran,
Kecamatan Playen, Gunungkidul tersebut mulai dipakai untuk karantina mandiri sejak Kamis (21/5).
Pemilihan
rumah peneliti Wanagama menjadi tempat karantinainiuntuk mendukung pemenuhan kebutuhan
ruang karantina bagi pasien reaktif di Gunungkidul. Sementara RSUD Gunungkidul akan diprioritaskan untuk
pasien positif Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif. Selain itu,hal ini juga
sebagai langkah preventif sekaligus rehabilitatif dalam proses perawatan orang
yang dinyatakan reaktif setelah melalui uji PCR dalam tes cepat.
Dekan Fakultas Kehutanan
UGM, Budiadi menjelaskan bahwa pihaknya proaktif menyediakan tempat karantina
dengan menawarkan salah satu wisma Wanagama. Penawaran ini merupakan salah satu upaya kontribusi dari Wanagama untuk GunungKidul.
"Saat ini pemkab Gunungkidul mengintensifkan rapidtest dan bagi yang reaktif nantinya dilakukan
pengambilan sampel swab. Selama
menunggu hasil ujiswab, mereka dapat di
karantina agar mencegah peluang penularan. Oleh karena itu, kami menawarkan wisma Wanagama menjadi tempat karantina,"
paparnya.
Budiadi
menyebutkan sebanyak 8 paviliun telah disiapkan untuk ruang karantina. Delapan
paviliun tersebut terdiri dari 7 paviliun untuk ruang karantina dan 1 paviliun
sebagai ruang medis atau perawatan. Tiap paviliun dilengkapi dengan fasilitas 4 toilet, 2 dapur, 2
kamar tidur, serta 1 ruang bersama."Total kita siapkan 46 tempattidur untuk pasien karantina
dan 4 tempattidur bagi
tenaga medis,"jelasnya.
Rektor UGM, Panut
Mulyono, dalam sambutannya,
juga menjelaskan bantuan tempat ini juga menunjukkan bahwa modal sosialdi DIY sangat. Modal
social tersebut yakni keguyuban, solidaritas, serta rasa
senasib sepenanggungan karena berada di wilayah yang sama. Hal
initerbuktidaripenangananbencana di DIY, sepertigempatahun 2006 dan meletusnya Gunung Merapi tahun 2011.
Pada kedua bencana tersebut pemulihannya terbilang lebih cepat jika dibandingkan daerah dengan bencana serupa di
Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap hal ini dipertahankan.
Selainitu,
Panut menyatakan bahwa dengan hal ini UGM juga
ingin menunjukkan bahwa dibangunnya Wanagama tidaksemata-mata didedikasikan hanya untuk kebutuhan pendidikan.
Namun, fasilitas ini dibangun juga untuk kemanfaatan warga sekitar serta Kabupaten Gunungkidul pada umumnya.
“Saya harap nantinya bagi para
pasien yang menempati salah satu wisma di Wanagama ini dapat cepat
proses penyembuhannya. Suasana tenang serta pemandangan hutan di sini dapat dijadikan terapi pula
yang disebut sebagai forest healing.Karantina akan berlangsung hingga 30 Juni mendatang, tetapi bias diperpanjang tergantung kebutuhan. Tempat ini akan tersedia hingga pandemic ini usai,”
terangnya.(rls)