Kabar Jogja - Pemerintah kota Yogyakarta lakukan rapid test covid 19 di sejumlah puseksmas di Kota Yogyakarta, rapid test dilakukan untuk mengetahui dan melakukan pengecekan siapa saja warga kota Yogyakarta yang melakukan kontak dengan klaster Indogrosir.
Pada rapid test yang dilakukan pada hari, Selasa (12/5/2020) di Puskesmas pembantu Tegalrejo, dipantau langsung oleh wakil walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Dalam melakukan rapid test tersebut Puskesmas pembantu Tegalrejo menggunakan standar protokol covid 19.
Para petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap, dan mengatur jadwal kedatangan peserta rapid test di Puskesmas Tegalrejo, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kerumunan di area puskesmas pembantu Tegalrejo.
Wawali mengatakan tujuan dari rapid tes ini adalah untuk melacak atau mentracing siapa saja warga kota Yogyakarta yang melakukan aktifitas belanja di area Indogrosir beberapa waktu lalu.
"Kita berusaha secepat mungkin untuk melakukan tracing siapa saja yang kontak langsung dengan klaster Indogrosir, sehingga kita mengetahui petanya siapa saja yang ke sana. Dalam rapid tes dilakukan selama tiga hari," ujarnya.
Secara keseluruhan ada sebanyak 343 warga Kota Yogyakarta yang mendaftar untuk melakukan rapid test, sedangkan yang terdaftar pada Puskesmas pembantu tegalrejo sebanyak 93 orang dan merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan puskesmas lainnya di Kota Yogyakarta.
"Puskesmas Tegalrejo (pembantu), ini yang terbanyak yaitu 93 orang yang mendaftar, jadi setiap 30 orang yang akan dites, ini untuk menghindari adanya kerumunan," ucapnya.
Wawali menjelaskan, setelah hasil keluar dan hasilnya reaktif maka pasien akan dibawa kerumah sakit, shelter atau tetap di rumah untuk melakukan isolasi mandiri.
"Tetapi memang haru dilihat kembali bagaimana kondisi rumahnya layak untuk melakukan isolasi mandiri atau tidak," katanya.
Dirinya menekankan jika hasil dari rapid tes menunjukkan hasil reaktif klinis maka pasien harus ke rumah sakit, lalu untuk hasil rapid tes positif tetapi kesehatan badan normal akan diisolasi di shelter.
"Untuk hari ini jika ada sesuatu pasien akan langsung dimasukkan ke rumah sakit atau shelter. Untuk shelter total ada 90 kamar untuk isolasi, 30 kamar itu ada di kemensos, dan sisanya di rumah sakit. Memang ada penambahan kamar untuk shelter yang ada di rumah sakit, awalnya kan hanya 40 kamar," katanya.
Shelter tersebut disiapkan untuk mengantisipasi klaster indogrosir.
Kepala Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia , menambahkan total pendaftar melalui Corona Monitoring System (CMS) mencapai 343.
"Tetapi yang terdaftar di puskesmas pembantu tegalrejo ini kurang lebih 93 pasien, dan setiap harinya akan dilayani sebanyak kurang lebih 30 pasien agar tidak menimbulkan kerumunan warga," katanya.
Dari total pendaftar tersebut yang menkonfirmasi ulang akan datang ke puskesmas sebanyak 57 orang.
"Melakukan konfirmasi ulang ada sebanyak 57 orang, nantinya yang belum melakukan konfirmasi ulang akan tetap kita cari karena telah terdaftar di CMS," ucapnya.(wss)