Yogyakarta – Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum bisa menjanjikan kapan waktu pariwisata mulai bisa dibuka. Meski muncul rencana dari pemerintah pusat akan melonggarkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) di beberapa daerah.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan dalam mengambil kebijakan untuk membuka destinasi wisata ini pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemda DIY maupun pemerintah pusat. Ia menyebut sampai saat ini belum ada yang bisa menjamin kapan pariwisata sudah mulai beroperasi kembali.
“Pariwisata di DIY inginnya juga bisa lebih cepat buka. Tapi melihat situasi dan kondisinya. Sampai saat ini belum ada instruksi, dari gugus tugas Pemda DIY juga belum ada kebijakan arah ke situ. Jadi belum ada yang bisa menjanjikan kapan waktunya bisa dibuka,” katanya saat dihubungi melalui telepon pada Jumat (15/5).
Singgih mengatakan sampai saat ini 100 persen destinasi wisata di DIY masih tutup. Pihaknya juga memberikan rekomendasi kepada para pengelola untuk tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan karena sampai saat ini trend kasus Covid-19 di DIY masih terus naik.
“Kalau menurut saya, kita harus hati hati. Saat ini trend kasus Covid-19 di DIY masih naik terus. Jadi menunggu situasi yang paling tepat untuk membuka kembali wisata,” katanya.
Singgih mengungkapkan mereka yang nekat berlibur ke tempat wisata saat ini akan sia-sia. Karena di setiap jalur masuk ke destinasi dilakukan penjagaan.
“Kalau tujuannya ke tempat wisata tentu tidak akan bisa menikmati. Koordinasi kami dengan polisi dan Satpol PP sangat erat. Kami semua menjaganya. Kalau ada kerumunan ya akan dibubarkan,” ucapnya.
Singgih mengatakan sambil menunggu pandemi Corona berakhir, pihaknya menyiapkan destinasi untuk memenuhi stnadar kebersihan dan kesehatan. Seperti pembuatan tempat cuci tangan.
“Bulan ini kami memasang 250 tempat cuci tangan di destinasi wisata. Jadi sambil menunggu, kami tidak diam. Selalu melakukan pembersihan dan penambahan fasilitas. Setelah pandemi berakhir ada situasi new normal, kami menuju standarisasi itu,” katanya.
Singgih mengungkapkan ketika pariwisata dibuka maka situasinya semua harus siap. Baik itu destinasi, protokol kesehatan, wisatawan, maupun transportasinya.
“Pariwisata gerak, semua harus siap. Baik transportasinya, udara, darat, dan transportasi lokal juga harus siap dengan standar protokol kesehatan. Hotel pun juga harus melakukan instruksi kesehatan, semua harus kompak,” pungkasnya.(ana)