Bantul, Kabar Jogja - Penyebaran pandemi COVID-19 menjadi
dilematis bagi sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta khususnya
yang berasal dari daerah rantauan. Banyak dari mahasiswa rantau yang memutuskan
untuk tidak pulang ke kampung halaman karena sadar akan tingginya resiko
menjadi carrier.
Namun, keputusan untuk tinggal di perantauan di tengah
pandemi juga memiliki resiko tersendiri terutama dalam hal akses untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, hal ini diperparah dengan adanya lockdown yang dilakukan
oleh beberapa perkampungan. Melihat fenomena ini, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 dan relawan melakukan pembagian
logistik kepada 1.600 mahasiswa yang telah mendaftarkan dirinya.
Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto., M.P., IPM dalam
sambutannya saat membuka secara resmi kegiatan bertajuk UMY Mengabdi, Selasa
(14/04), mengungkapkan bahwa kegiatan ini rencananya akan dilakukan setiap
minggunya secara berulang hingga kondisi membaik.
“Harapan saya, semoga program ini dapat berlangsung dengan
baik dan bisa menambah rasa aman dan nyaman bagi para mahasiswa selama
menjalani masa sulit selama masa penyebaran pandemi COVID-19, “ujarnya.
Sesuai dengan anjuran pemerintah untuk melaksanan physical
distancing, pembagian logistik dilakukan dengan teknis drive thru dimana para
mahasiswa masuk melalui gerbang selatan dan antri sesuai dengan jalur yang
ditentukan. Setelah melakukan verifikasi data dan mengambil logistik, para
mahasiswa diminta langsung pulang ke rumah atau kost masing-masing.
Waktu pengambilan logistik dilakukan sesuai jadwal yang
dibagi berdasar fakultas dan daerah asal mahasiswa. Tidak hanya itu, para
mahasiswa diwajibkan untuk menggunakan masker saat pengambilan logistik.
Pengambilan logistik ini dilaksanakan selama dua hari, Selasa – Rabu (14-15/4),
hari Selasa bagi mahasiswa UMY asal luar DIY, dan Rabu (15/4) dilakukan
pembagian bagi mahasiswa UMY asal DIY.
Logistik yang diberikan merupakan kebutuhan-kebutuhan dasar
yang sudah disesuaikan dengan form yang diisi oleh para mahasiswa. Logistik
yang diberikan berupa sembako seperti beras, mie instan, gula, dan minyak
goreng.
Tidak hanya itu, para mahasiswa juga diberikan peralatan mandi,
mencuci, dan juga alat perlindungan diri berupa masker dan hand sanitizer.
“Setidaknya hingga masa pandemi ini berakhir, kesejahteraan mahasiswa
diperhatikan oleh pihak kampus sehingga mereka bisa merasa lebih tenang,” kata
Gunawan.(rls)