Gunungkidul – Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat lebih
dari tiga ribu pelaku wisata terdampak ekonominya akibat wabah virus Corona
Covid-19. Mereka pun diimbau untuk mencari peluang usaha baru supaya bisa tetap
survive melewati masa pandemi saat ini.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Hary Sukmono
mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dalam
melakukan pendataan terhadap pelaku wisata yang terdampak. Selanjutnya sesuai
ketentuan dari pemerintah pusat, diarahkan untuk mendapatkan kartu prakerja dan
pelatihan sesuai yang diminati. “Sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, kami
koordinasi dengan dinas tenaga kerja,” katanya saat dihubungi pada Senin
(13/4).
Hary mengatakan dampak ekonomi di sektor pariwisata cukup
signifikan. Sejauh ini sudah terdata 42 destinasi telah ditutup sejak 24 Maret
lalu sampai batas waktu yang belum dipastikan.
Dari 42 destinasi itu ada Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak
3.635 orang yang terdampak. Estimasi kehilangan peredaran uang sampai akhir Mei
mendatang dari jasa wisata diperkirakan mencapai Rp100 miliar. “Sampai Desember
nanti perkiraannya bisa mencapai lebih dari Rp500 miliar,” katanya.
Hary menyebut sesuai dengan arahan pemerintah pusat, untuk
Maret sampai Mei mendatang merupakan masa tanggap darurat. Kemudian pada Juni
hingga Desember yakni masa pemulihan. Sedangkan selama satu tahun pada 2021
nanti, yakni masa normalisasi.
Hary menyarankan supaya para pelaku wisata ini bisa tetap survive
melewati masa pandemi ini, supaya mencari peluang usaha baru guna mencukupi
kebutuhan ekonominya.
“Ikuti anjuran pemerintah, kami berusaha untuk bisa
menyelamatkan sektor pariwisata. Perlu mencoba peluang usaha, coba usaha lain
untuk masa tanggap darurat ini. Selain itu sabar dan berdoa agar segera berlalu
masa pandemi ini,” ucapnya.
Bidang Pemasaran Pokdarwis Gunung Api Purba Nglanggeran,
Kecamatan Patuk, Heru Purwanto mengatakan ada lebih dari seratus orang dari
Pokdarwisnya yang terdampak ekonomi karena penutupan destinasi sejak Maret
lalu.
Heru mengatakan sampai sejauh ini belum ada insentif yang
diberikan dari pemerintah. Namun ada arahan supaya melakukan pengisian data
untuk mendapatkan kartu prakerja dan pelatihan. “Insentif kami belum dapat,”
katanya.
Heru mengungkapkan para pelaku wisata saat ini beralih
profesi berkebun dan bertani untuk mencukupi kebutuhan. “Kalau saya pribadi
saat ini mulai usaha pembuatan roti,” ucapnya.(dho)