SLEMAN - Wisata stres, warga setempat menyebutnya. Yaitu desa wisata di daerah Bokesan, Ngemplak, Sleman.
Sebuah kampung pedesaan yang tak berbeda jauh dengan lainnya. Namun, di lokasi ini kehidupan warganya cukup sejahtera.
Tingkat kesuksesan mereka hampir merata, dari hasil wirausaha di berbagai bidang yang dirintis bersama. Daya tarik ini lah, yang juga dijual ke wisatawan.
Terlebih kepada para pensiunan, atau mereka yang akan para pekerja yang akan menginjak masa tak produktif lagi. Untuk membuka wawasannya, belajar berwirausaha dan sukses di kampungnya sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh para karyawan yang akan menginjak masa pensiun dari PT Bukit Asam, Palembang. Sebanyak 20 pasang karyawan dari perusahaan yang bergerak dalam bidang tambang batu bara tersebut belajar bagaimana berwirausaha.
"Kita melihat bagaimana masyarakat merintis usahanya sendiri. Memberdayakan dan mengelola secara mandiri, serta sudah menjadi percontohan daerah lain," Supriyanto, Koordinator dari PT Bukit Asam.
Diakuinya, ia cukup berkesan melihat masyarakat yang bisa sejahtera di kampungnya sendiri. Mereka fokus menjalankan usahanya, secara bersama-sama.
Sepulangnya ke Palembang nanti, ia pun cukup tertarik untuk mengembangkan usaha. Minimal, dengan beternak ikan lele yang paling mudah.
"Sebelumnya belum ada pikiran untuk berwirausaha. Tertarik untuk mengembangkannya di rumah nanti. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan warga Bokesan. Siapa tahu nanti butuh bibit ikan dari sini," ujarnya.
Di Desa Wisata Bokesan ini memang terkenal dengan usaha pembibitan ikannya. Namun, tak hanya itu saja. Di kampung ini bisa ditemukan wisata sisi pendidikan, budaya, dan wirausaha.
Sisi pendidikan misalnya, anak-anak kecil diajari bagaimana memakan ikan yang benar. Kemudian, mengawinkan ikan, menyeleksi, memanen, dan mengolahnya menjadi berbagai macam produk kreatif yang bisa dijual.
Ada juga peternakan manuk londo, atau hasil perkawinan ayam lokal dengan ayam dari Perancis. Dapat dipelajari, serta dinikmati di rumah makan yang sudah disediakan.
"Di sini itu wisata stres. Banyak pengunjung dari rombongan karyawan yang mau pensiun datang ke sini untuk belajar berwirausaha. Datang dengan pikiran stres, pulangnya sudah fresh, dapat tambahan wawasan dan inspirasi," kata Saptono, salah satu guide yang juga merupakan warga Bokesan.
Tercatat, pada 2015 lalu pengunjung ke kampung ini hampir sekitar dua ribu orang. Setiap tahun pun prediksinya akan mengalami peningkatan drastis. "Lebih dari dua ribu pastinya," ucapnya.(rid/eks)