Yogyakarta – Kementerian Kesehatan RI memastikan 188 Warga Negara Indonesia (WNI) eks Anak Buah Kapal (ABK) World Dream dalam kondisi yang sehat. Mereka akan dipulangkan ke tempat tinggalnya masing-masing setelah dilakukan observasi selama 14 hari ke depan.
Sekretaris Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI Achmad Yurianto sebanyak 188 orang tersebut saat ini telah berada di Pulau Sebaru Kecil, salah satu dari gugus Kepulauan Seribu di Jakarta Utara. Sejak mereka tiba di lokasi itu, tim medis gabungan telah melakukan pemantauan kesehatannya.
“Ada sebanyak 188 orang, wanitanya ada 16. Kondisinya baik, mereka kami pantau sejak tiga hari terakhir dan tidak ada yang mengalami keluhan pnas, batuk, serta suhu juga tidak ada yang di atas 37 (derajat Celcius),” katanya dalam teleconference di sela diskusi bertajuk ‘Cerdas dan Aman Menangani Virus Corona’ di The Rich Hotel Yogyakarta pada Sabtu (29/2).
Yuri mengatakan hasil pemeriksaan kesehatan itu juga telah disampaikan kepada mereka. “Mereka sangat senang sudah ada kepastian. Setelah sekian lama berada di kapal dan tidak ada negara yang menerima, mereka di tanah air dan berkomunikasi dengan keluarga,” ujarnya.
Yuri mengatakan mereka tetap akan dilakukan observasi selama 14 hari ke depan setelah sampai di Pulau Sebaru Kecil. Sesuai prosedur seperti para mahasiswa asal Indonesia studi di China yang juga diobservasi di Natuna beberapa waktu lalu.
“Kami punya pembajaran yang baik dari Natuna. Mereka akan dilakukan pemeriksaan kesehatan sehari dua kali, pagi dan sore selama observasi 14 hari. Setelah itu kami akan evaluasi total,” katanya.
Yuri mengungkapkan setelah selesai observasi, mereka akan dipulangkan ke tempat tinggalnya masing-masing. “Mekanismenya ke Jakarta, kemudian dibiayai memakai pesawat ke rumah masing-masing,” ucapnya.
Wayan Tunas Artama, dari Indonesia One Health University Network UGM mengatakan penyebaran virus Corona atau COVID-19 virus ini lebih masih dibandingkan dengan SARS atau MERS. “Penularannya saat ini mencapai 85 ribu kasus di 63 negara. Terakhir yakni Nigeria dan Meksiko yang menyatakan ada warganya yang suspect,” ucapnya.(sip/gis)