Gunungkidul – Para pemudik akan diberlakukan protokol ketat oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mencegah penyebaran virus Corona Covid-19. Sekitar sembilan jalur masuk nantinya didirikan pos pemantau untuk melakukan pemeriksaan sebelum mereka sampai ke rumah masing-masing.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan pihaknya tidak melarang para pemudik luar daerah pulang ke kampung halamannya masing-masing. Namun ia mengimbau supaya ditunda terlebih dahulu. Karena situasinya saat ini memiliki risiko yang cukup besar.
“Kalau bisa tunda lah kunduripun panjenengan sedoyo (pemudik). Demikian juga yang mau pergi ke luar daerah tunda lah. Karena situasi ancaman penyebaran Corona saat ini cukup serius,” kata Immawan dalam video conference dengan awak media pada Jumat (27/3).
Immawan mengatakan ketika memang mudik tidak bisa ditunda maka pihaknya akan memberlakukan protokol tinggi. “Semua pemudik yang datang ke Gunungkidul melalui kendaraan umum maupun pribadi, kami beri protokol ketat,” ucapnya.
Ia mengatakan dalam waktu dekat akan didirikan sedikitnya sembilan pos pemantau pemudik di setiap jalur masuk menuju Gunungkidul. Petugas yang berjaga di setiap pos tersebut nantinya melakukan screening terhadap pemudik.
“Setelah turun dari bus atau kendaraan, mekanismenya akan dilakukan penyemprotan disinfektan. Kemudian diperiksa suhu badan, setelah itu dilakukan pendataan identitas diri dan nomor telepon dari alat komunikasinya,” katanya.
Immawan juga menyebut pemantauan para pemudik ini akan berkoordinasi dengan lintas sektor. Termasuk dengan penyedia jasa transportasi umum. Untuk mengetahui jumlah pemudik yang datang sampai waktu tibanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Gunungkidul Kelik Yuniantoro menambahkan sejak Selasa (24/3) sampai Jumat (27/3) sudah tercatat sebanyak 2.030 pemudik luar daerah yang tiba di Gunungkidul. “Sampai tadi pagi ada 2.030 orang. Data itu laporan dari Desa,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty menyebut untuk pemudik tidak akan langsung dikategorikan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19. Nantinya melalui beberapa tahapan termasuk proses sceening.
“Kami memegang protokol dari Kementerian Kesehatan, pemudik belum tentu ODP. Ketika datang, kami lakukan screening. Kami lihat ada keluhan kesehatan atau tidak. Kalau tidak ada keluhan tidak masuk ODP,” ucapnya.(bgs/dna)