GUNUNGKIDUL - Sosok Wahyu Purwanto delapan tahun menjadi Rektor Universitas Gunungkidul (UGK), dari tahun 2009 sampai 2017, mengerti dan memahami apa yang dirasakan dan diinginkan masyarakat Gunungkidul. Usaha yang dilakukan di bumi Handayani ini dilakukan mulai dari alam hingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
Usaha mengembalikan Gunungkidul sebagai penghasil kayu jati yang unggul, dan mengembalikan ekosistem, Wahyu Purwanto menginisiasi penanaman sekitar 45.000 pohon terdiri dari bibit jambu, jati, dan akasia di 5 bukit karst wilayah Ponjong, yang juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, pada 9 Desember 2017 lalu.
Tak hanya itu, dilihat dari laman wahyupurwanto.id , Wahyu yang juga Pembina Yayasan Pendidikan Mahisa Agni ini mengupayakan warga untuk memperoleh hak dasarnya memperoleh air, dengan pengeboran di sejumlah titik, salah satunya di Desa Beji, Kecamatan Patul. Tak hanya untuk air bersih, air yang keluar dari kedalaman 50 meter ini digunakan untuk lahan pertanian.
Bidang pertanian, bersama dengan warga Dusun Gunungkunir, Desa Candirejo, Semanu, dan Lembaga Kebun Insinyur mengembangkan kebun buah dengan dua jenis tanaman, yakni durian dan kelengkeng. Wahyu Purwanto mengatakan, pemilihan kerjasama pengembangan kebun buah di Gunungkunir karena di wilayah ini masih banyak warga yang miskin. Diharapkan dengan pemberdayaan ini, maka kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.
Menurut dia, untuk pengembangan kebun buah, pihaknya memiliki teknologi sehingga dapat mengatasi masalah terhadap budidaya. “Salah satunya kan masalah panen, dengan teknologi penghormonan, durian atau kelengkeng yang ditanam bisa dipanen tanpa mengenal musim,” katanya.
Bidang pendidikan, Pembina Yayasan Pendidikan Mahisa Agni ini mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mahisa Agni di Dusun Sayangan, Desa Bandung, Kecamatan Playen. Sekolah ini menawarkan konpetensi keahlian keperawatan sosial (social care).
Para siswa dididik untuk terampil dalam perawatan dan pelayanan lansia, pengasuhan dan advokasi anak, rehabilitasi sosial adiksi korban zat NAPZA. Lapangan pekerjaannya , care giver (geriatri), day care (pediatri), rumah rehabilitas, dinas sosial, dan rumah singgah.
“Kami telah menjalin kerjasama dengan Galilea Elkana dan Yayasan An Nur Srimpi untuk praktik lapangan para siswa,” ujar Wahyu dari laman wahyupurwanto.id
Memiliki garis pantai sepanjang puluhan kilometer, Wahyu terus mendorong nelayan untuk meningkatkan hasil produksi ikan, dengan keberadaan cold storage di Sekitar Pelabuhan Sadeng, Girisubo diharapkan bermanfaat bagi nelayan. Oleh karenanya, ia menyempatkan diri untuk meninjau bagaimana proses produksinya. “Jangan sampai mangkrak karena potensinya bagus. Salah satunya membantu nelayan meningkatkan kesejahteraan,” kata Wahyu.
Menurut dia, pihaknya siap menyediakan pasar untuk hasil produksi ikan di Sadeng, salah satunya untuk di ekspor ke Tiongkok. “Tiongkok butuh ikan layur dan potensi pasar ini bisa dimanfaatkan," kata Wahyu.(ahd)