Kabar Jogja - Mitra peternak dan koperasi dampingan berhasil turunkan angka kuman hingga dibawah 1 juta dibandingkan sebelumnya yakni 12 juta kuman per mililiter pada susu. Untuk terus menjaga kualitasnya, Danone melalui PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada) pun terus program Peningkatan Mutu Susu.
Head of Raw Material Ingredients C&P Danone Indonesia, Agus Budiyanto mengatakan tantangan besar peternak adalah kualitas yang belum layak untuk diterima industri. Untuk itu, salah satu keberhasilan program peningkatan mutu susu ini adalah melalui penerapan good farming practices dan good manufacturing practices di beberapa peternak binaan.
"Sebagai hasilnya mereka kini dapat memproduksi susu segar dengan kualitas yang jauh lebih baik yaitu dengan trend angka kuman terus menurun dimana dalam tujuh tahun terakhir berada di bawah 1 juta cfu/ml," katanya pada Selasa (21/1).
Angka kuman (TVC) merupakan salah satu parameter penting dalam menilai suatu kualitas susu segar, karena ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Susu segar dengan angka kuman tinggi biasanya akan cenderung lebih mudah rusak/pecah sebelum diolah, yang akan mempengaruhi rasa produk yang dihasilkan.
Berbagai retailer dan pengusaha makanan dan minuman berbasis susu kini banyak yang membeli langsung susu segar di koperasi binaan Sarihusada karena memiliki angka kuman yang rendah, dan tingkat lemak yang tinggi.
“Setiap hari peternak menyetor susu rata-rata 3800 liter di koperasi kami, dan jumlah itu selalu habis karena tingginya permintaan. Bahkan sering kami tidak dapat memenuhi pesanan dari pengusaha lokal”, jelas Esti selaku manager persusuan KJUB Puspetasari yang merupakan salah satu koperasi binaan.
Sementara Karyanto Wibowo, sebagai Sustainable Director Danone Indonesia mengatakan Danone melalui Sarihusada telah melaksanakan program Peningkatan Mutu Susu selama dua puluh sembilan tahun dengan menggandeng praktisi dari Universitas Gadjah Mada dengan pola kemitraan.
"Kami berupaya untuk berbagi pengetahuan dan memberikan pendampingan kepada peternak lokal mitra Sarihusada yang ada di Yogyakarta dan Jawa Tengah di mana kami beroperasi. Melalui upaya ini diharapkan susu hasil peternak lokal yang berkualitas tinggi dapat diserap oleh industri susu secara nasional serta dapat berkontribusi pada pengembangan usaha lokal pengolahan makanan dan minuman berbasis susu," ucapnya.
Dosen Fakultas Peternakan UGM, Sigit Bintara menambahkan bersama Sarihusada pihaknya turun dan berinteraksi dan memberdayakan langsung total 1.128 peternak lokal di daerah (Yogyakarta, Klaten, dan Boyolali). "Selain itu kegiatan ini juga melibatkan empat koperasi dan satu Merapi Project, serta memelihara 1500 susu laktasi dan 3203 sapi perah," pungkasnya.(arm)