Dikutip dari JogjaNet, berbagai jenis artefak ditemukan di pemukiman Gua Braholo ini. Dari mulai artefak batu, tulang, hingga cangkang moluska memiliki variasi yang cukup besar. Begitupun Fosil-fsosil fauna, seperti kerbau hutan, monyet, gajah, rusa, bulus, tapir.
Pada lapisan budaya terbawah dianggap mewakili budaya Pleistosen Akhir atau sekitar 33 ribu tahun lalu, jenis artefak yang ditemukan semuanya berasal dari batu. Terdiri atas serpih-serpih yang berukuran besar dan kasar. Disamping itu, fauna yang ditemukan pun tulang-tulang cukup besar.
Kemudian untuk lapisan budaya yang berumur sekitar 12 ribu hingga 16 ribu tahun lalu mengandung jenis artefak yang dikategorikan teknologi preneolitik. Lapisan budaya ini ditemkan dengan artefak yang melimpah, seperti alat batu, dan cangkang moluska.
Kabupaten Gunungkidul merupakan kawasan Pegunungan Seribu yang menjadi pusat produksi artefak tulang. Salah satu produk yang paling khas adalah jarum tulang yang berujung ganda, yang sebeleumnya ditemulkan di Sulawesi Selatan.
Melimpahnya tulang binatang sebagai sisa buruan memnunjukkan bahwa perburuan binatang merupaka strategi kehidupan yang paling adaptif selama ribuan tahun di kawasan karst Gunungkidul.
Saat ini Gua Braholo itupun masih terus menjadi objek penelitian bagi para arkeolog. Untuk mengungkap masih adakah sisa budaya yang ditinggalkan dari lokasi yang ribuan sebagai tempat tinggal itu.(rih)