YOGYAKARTA - Titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di wilayah selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) harus terus dibangun. Supaya ketimpangan ekonomi dengan wilayah utara bisa berkurang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Budi Wibowo mengatakan kemiskinan lebih banyak ditemukan di wilayah selatan dibandingkan utara di DIY.
"Kemiskinan itu banyak yang di selatan dibandingkan yang utara, sangat terasa sekali. Ini harus kita selesaikan. Titik-titik pertumbuhan ekonomi harus kita bangun yang ada di selatan," katanya dalam konferensi pers di acara Seminar Nasional Membangun Kemitraan yang Berkelanjutan untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di Marriott Hotel Yogyakarta, Rabu (13/11).
Dalam upaya membangun titik ekonomi baru ini, menurutnya penting untuk bekerja sama dengan pihak-pihak swasta. Sebab tak akan mampu jika hanya mengandalkan Anggaran Pendaparan Belanja Daerah (APBD) yang dimiliki DIY saja.
Dalam forum itu, Budi juga menyebut upah minimum regional DIY masih menjadi yang terendah dibandingkan daerah lain di Indonesia. Meski begitu, ia menyebut tidak menjadi patokan kesejahteraan masyarakat di Yogyakarta.
Sebab dalam indeks pembangunan tenaga kerja, DIY menjadi yang nomor satu di Indonesia yakni dengan nilai 70,99. Walau demikian, pihaknya tetap berupaya agar upah minimum regional bisa dibenahi ke depannya.
"Kami ingin bahwa upah minumum regional harus di atas garis kemiskinan. Caranya bagaimana standar harga barang dan jasa juga harus disesuaikan dengan kondisi riil. Misalnya membayar upah tukang, jangan Rp55 ribu dong, wong sekarang sudah Rp85 ribu sampai 100 ribu," katanya.
Sementara, General Affairs Manager PTT Exploration Public Company Limited (PTTEP), Afiat Djajanegara menambahkan pihaknya bekerja sama dengan berbagai sektor dalam upaya untuk mencapai target SDGs 2030. Baik itu dengan pemerintah lokal, LSM, maupun akademisi.
Seperti dengan sebuah social business enterprise Sulawesi Barat, Sobis Pammase mendorong keberlanjutan program-program penanganan anak usia dini holistic integratif (PAUD HI) di Sulawesi Barat sejak 2012. "Ini yang dinamakan kemitraan lanjutan," ucapnya. (Aya)