Johnny mengatakan dibanding negara lain, upaya Indonesia membangun infrastruktur telekomunikasi relatif lebih menantang. Sebab kondiai geografinya terdiri dari 17 ribu pulau yang terbentang di seluruh negeri.
"Presiden telah menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai pusat dari agenda kerjanya. Kami tidak hanya membangun pelabuhan, jalan tol, atau bandara baru. Kami juga membangun jaringan serat optik, satelit multifungsi, dan base transceiver station (BTS) di seantero negeri," ujar Johnny G Plate, dalam keterangan tertulis yang diterima Kabar Jogja pada Selasa (26/11).
Johnny mengungkapkan banyak provinsi, kabupaten, dan kota yang sebelumnya terbelakang. Saat ini telah mendapatkan manfaat dari berfungsinya ponsel dan akses pitalebar.
Kemudian pada 2024 mendatang, daerah-daerah terpencil di seluruh kepulauan akan mendapat manfaat dari internet kecepatan tinggi. Yakni sebesar 10 megabyte per detik.
"Pembangunan infrastruktur komunikasi dan informasi besar-besaran inilah yang akan menjadikan Indonesia siap menjadi negara digital pada 2035," ucapnya.
Menkominfo juga mengatakan proyeksi menjadi negara digital karena selama ini Indonesia menjadi salah satu negara terbesar pengguna internet. Terutama partisipasinya di media sosial.
"Basis pengguna internet sebanyak 150 juta orang. Menjadikan Indonesia sebagai mesin digital Asia Tenggara," katanya dalam sesi Digital Ministers Meeting pada Internet Governance Forum 2019 di Berlin, Jerman, pada Selasa (26/11).
Dalam hal pengguna media sosial, Indonesia merupakan negara kelima yang paling aktif secara digital di dunia. Rinciannya yakni menjadi pasar terbesar ke-4 untuk Facebook dan Instagram. Selain itu juga sekitar 40 persen dari penduduk tercatat aktif sebagai pengguna Whatsapp.
Dalam upaya menjadi negara digital, pihaknya telah dan akan menyelenggarakan program-program keterampilan dan literasi digital demi mewujudkan ekosistem digital yang kompetitif dalam skala nasional dan global.
Program itu di antaranya Keterampilan Digital Dasar melalui Gerakan Digital Siberkreasi, dilanjutkan dengan program Keterampilan Digital Menengah melalui Digital Talent Scholarship. Kemudian program Keterampilan Digital Lanjutan melalui Digital Leadership Academy.
Semua program tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan ekosistem. Yakni perusahaan teknologi dan telekomunikasi, sekolah, lembaga pemerintah, dan komunitas lokal.
