SLEMAN, KabarJogja.ID - Aji Rahmadi dan Adi Ahmad Dimisa, mahasiswa dari Prodi Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berprestasi. Keduanya berhasil memenangkan lomba Inovasi Media Pembelajaran dan Praktikum Nasional untuk SMK dan Madrasah 2019 yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta.
Kedunya berhasil menyisihkan puluhan pesaingnya melalui tahap seleksi yang berasal dari kalangan santri, mahasiswa, dan dosen di seluruh Indonesia. Mereka membawa pulang piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan berkat karyanya terkait Alat Praktikum Pendulum Reversibel Ramah Difabel.
Aji mengatakan karyanya merupakan alat praktikum fisika yang ramah difabel, khususnya buat para penyandang tuna netra. "Alat pratikum pendulum reversibel ini layaknya alat praktikum pada umumnya yang digunakan oleh praktikan normal, yang bikin beda hanyalah outputnya kita rubah dalam bentuk suara,” ungkap Aji dalam keterangan tertulisnya pada 1 November 2019.
Sementara Adi mengatakan alat praktikum pendulum reversibel dengan output yang berupa suara dapat memudahkan praktikan penyandang tuna netra dalam menentukan variasi panjang massa dan periode dari pendulum. Praktikan dapat mencatat dan menganalisis hasil data yang mereka dengar melalui suara yang keluar dari buzzer dengan sentuhan kode dari Arduino nano.
“Kami berpikir untuk membuat alat ini dengan harga yang seminimal mungkin, karena salah satu tujuan kami membuat alat ini adalah agar alat ini bisa diproduksi dalam jumlah yang banyak,” kata Adi.
Mereka berdua berharap, agar adanya penelitian tentang alat ini dapat direalisasikan oleh pemerintah, khususnya pihak-pihak yang terkait dalam hal pendidikan di Indonesia. Sehingga para siswa atau siswi penyandang tuna netra dapat mengikuti praktikum dengan lancar.
“Semoga dengan adanya alat praktikum semacam ini dapat membantu siswa/siswi difabel di Indonesia, khususnya penyandang tuna netra dalam menjalankan praktikum di sekolah masing-masing,” katanya.
Aji dan Adi juga mengharapkan generasi milenial di Indonesia ini, aktif berinovasi dan berkreasi, bereksperimen, bahkan melakukan riset-riset dari hal-hal yang sederhana di lingkungannya. Dari hal hal yang sederhana itu, kalau bisa menjadi kebiasaan dapat menemukan hal yang luar biasa yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Agar masa depan Indonesia dapat menjadi lebih baik.
Sementara, Ketua MUI Propinsi DKI Jakarta, KH. Munahar Muchtar mengatakan kegiatan lomba inovasi media pembelajaran diusung oleh Bidang Kajian dan Penelitian (Kajiliti) MUI. Kompetisi ini dimaksudkan untuk menggali berbagai inovasi tentang media pembelajaran, guna meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SMK dan Madrasah.
MUI ingin memunculkan banyak pelajar dan sarjana Muslim yang kuat dan cakap keimanan dan keislamannya. Lebih dari itu juga mumpuni menghasilkan karya-karya terbaik dalam teknologi modern. Final lomba inovasi ini diselenggarakan di Auditorium Arifin Panirogo Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Sabtu (28/10).
Kedunya berhasil menyisihkan puluhan pesaingnya melalui tahap seleksi yang berasal dari kalangan santri, mahasiswa, dan dosen di seluruh Indonesia. Mereka membawa pulang piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan berkat karyanya terkait Alat Praktikum Pendulum Reversibel Ramah Difabel.
Aji mengatakan karyanya merupakan alat praktikum fisika yang ramah difabel, khususnya buat para penyandang tuna netra. "Alat pratikum pendulum reversibel ini layaknya alat praktikum pada umumnya yang digunakan oleh praktikan normal, yang bikin beda hanyalah outputnya kita rubah dalam bentuk suara,” ungkap Aji dalam keterangan tertulisnya pada 1 November 2019.
Sementara Adi mengatakan alat praktikum pendulum reversibel dengan output yang berupa suara dapat memudahkan praktikan penyandang tuna netra dalam menentukan variasi panjang massa dan periode dari pendulum. Praktikan dapat mencatat dan menganalisis hasil data yang mereka dengar melalui suara yang keluar dari buzzer dengan sentuhan kode dari Arduino nano.
“Kami berpikir untuk membuat alat ini dengan harga yang seminimal mungkin, karena salah satu tujuan kami membuat alat ini adalah agar alat ini bisa diproduksi dalam jumlah yang banyak,” kata Adi.
Mereka berdua berharap, agar adanya penelitian tentang alat ini dapat direalisasikan oleh pemerintah, khususnya pihak-pihak yang terkait dalam hal pendidikan di Indonesia. Sehingga para siswa atau siswi penyandang tuna netra dapat mengikuti praktikum dengan lancar.
“Semoga dengan adanya alat praktikum semacam ini dapat membantu siswa/siswi difabel di Indonesia, khususnya penyandang tuna netra dalam menjalankan praktikum di sekolah masing-masing,” katanya.
Aji dan Adi juga mengharapkan generasi milenial di Indonesia ini, aktif berinovasi dan berkreasi, bereksperimen, bahkan melakukan riset-riset dari hal-hal yang sederhana di lingkungannya. Dari hal hal yang sederhana itu, kalau bisa menjadi kebiasaan dapat menemukan hal yang luar biasa yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Agar masa depan Indonesia dapat menjadi lebih baik.
Sementara, Ketua MUI Propinsi DKI Jakarta, KH. Munahar Muchtar mengatakan kegiatan lomba inovasi media pembelajaran diusung oleh Bidang Kajian dan Penelitian (Kajiliti) MUI. Kompetisi ini dimaksudkan untuk menggali berbagai inovasi tentang media pembelajaran, guna meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SMK dan Madrasah.
MUI ingin memunculkan banyak pelajar dan sarjana Muslim yang kuat dan cakap keimanan dan keislamannya. Lebih dari itu juga mumpuni menghasilkan karya-karya terbaik dalam teknologi modern. Final lomba inovasi ini diselenggarakan di Auditorium Arifin Panirogo Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Sabtu (28/10).