-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Jogja Hari Ini
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Ikon Wisata Baru Kota Yogyakarta Dikembangkan Lewat Toponimi

    18/03/25, 20:24 WIB Last Updated 2025-03-18T13:24:58Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Walikota Hasto Wardoyo berjanji akan membanggun ikon atau penanda baru industry pariwisata di Kota Yogyakarta. Salah satunya adalah mengembangkan obyek wisata berdasarkan toponimi sebuah daerah sebagai daya tarik.


    Hasto menyatakan kehadiran ikon baru di Kota Yogyakarta ini sebagai upaya untuk menjadikan Kota Gudeg ini memiliki cita rasa dan kemiripan dengan Singapura. Saat pelantikan sebagai Walikota Hasto berjanji akan membuat Kota Yogyakarta sebagai Litle Singapura.


    “Tapi kami tetap menjaga nama Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Pendidikan dan Center of Excellent. Tempat bertanya dan merujuk bagi kota-kota lain. Hari ini Kota Yogyakarta secara nasional mendapatkan perhatian cukup tinggi,” katanya pada Selasa (18/3).


    Pekerjaan pertama yang menurut Hasto mendapatkan prioritas adalah persampahan. Dirinya sengaja mengatasi masalahan persampahan dari hal yang kecil dulu, terus menuju besar. Hal-hal kecil inilah yang dijadikan patokan membangun kedisiplinan.


    Baginya persoalan sampah tidak selesai dengan hilangnya sampah. Namun bagaimana membangun pola pikir masyarakat untuk berdisiplin membuang sampah ditempatnya dan kedisiplinan ini akan dijalankan dengan banyak bidang lainnya dalam satu tarikan nafas.


    “Kedepannya kami ingin setiap orang yang masuk Kota Yogyakarta merasakan sebuah perbedaan. Dalam diskusi dengan pelaku pariwisata dan budaya, kita sepakati harus ada ikon, penanda dan destinasi baru,”  jelasnya.


    Berpatokan hal inilah, Hasto melihat perkembangan industri pariwisata di Kota Yogyakarta kedepannya akan berdasarkan pada toponimi atau asal usul nama suatu daerah.


    Dirinya melihat banyak daerah di Kota Yogyakarta yang memiliki ciri khas khusus dari penamaannya. Dia mencontohkan adalah Jagalan yang dulu merupakan tempat penyembelihan hewan, Pandeyan yang berasal dari pusat pande besi, dan banyak lainnya.


    “Ini ide-ide yang luar biasa. Bagaimana kita mengangkat sebuah wilayah berdasarkan nilai sejarahnya, bukan kebendaannya. Ini yang perlu kita gali dan menciptakan kampung tematik berdasarkan toponiminya,” tutup Hasto. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Sport

    +

    Milenial

    +
    close