-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Pengantin Baru Diminta Terapkan Keluarga Berencana

    02/01/25, 17:14 WIB Last Updated 2025-01-02T10:18:57Z
    Bantul, Kabar Jogja – Menjadi saksi bagi 12 pasangan yang menikah bareng di KUA Sewon, Bantul, Kamis (2/12) pagi. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji meminta pengantin baru meminta pasangan pengantin untuk mewujudkan keluarga berencana.

    “Saya meminta pengantin baru memperhatikan usia subur, masa kehamilan, dan pasca melahirkan dengan  asupan gizi yang cukup dan diatur jaraknya. Prinsipnya tanggung jawab lebih besar setelah pasca nikah harus diseriusi agar tidak menjadi masalah baru,” paparnya.

    Dirinya menyatakan selaku Mendukbangga dan Kepala BKKBN, sepenuhnya memastikan akan meningkatkan edukasi dan mengajak pengantin baru untuk memikirkan serta membantu negara dalam hal kependudukan.

    Dirinya memastikan jika keluarga benar-benar direncanakan maka akan indah pada waktunya.

    Dengan angka prevalensi stunting di Indonesia 2024 di angka 21,6 persen. Wihaji menyatakan seribu hari pertama pasca kelahiran adalah masa-masa penting bagi pertumbuhan anak. Menurutnya mengatasi resiko stunting ada beberapa hal yang harus segera diperbaiki.

    Dirinya juga menyatakan saat ini terdapat 71 ribu perempuan Indonesia yang ingin menikah, tetapi tidak ingin punya anak (childfree).

     “71 ribu perempuan pingin childfree. Artinya pingin. Mereka ingin nikah tetapi tidak ingin punya anak. Ini baru keinginan,” ucapnya.

    Namun dirinya meyakini ‘keinginan’ itu hanya sebatas keinginan saja dan belum tentu dikerjakan. Menurutnya kultur masyarakat Indonesia berbeda. Belum lagi, jika  sudah tahu nikmatnya menikah dan punya anak, mungkin itu juga menjadi pembeda.

    Mendukbangga Wihaji menyampaikan ada banyak penyebab  kenapa 71 ribu perempuan tersebut ingin menikah tetapi tidak ingin punya anak. Dirinya menyebut ada ketakutan soal ekonomi, ketakutan terkait adat budaya yang berlaku dan ketiga masih fokus pada karir.

    “Kita edukasi, saya menghormati hak itu. Jika semisal ada yang menyatakan, pak saya ingin menikah tetapi tidak ingin punya anak, saya hormati,” tutupnya. (Set)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close