Gunungkidul, Kabar Jogja – Bersamaan dengan perayaan Hari Anak Misioner 2025, Kevikepan Yogyakarta Timur mengajak anak-anak dan remaja, terutama generasi Z dan Alpha yang tumbuh di era digital bijak dalam penggunaan media sosial.
Anak-anak dan remaja diajak untuk mewartakan sabda Tuhan dengan bijak melalui media sosial, menggunakan bahasa yang baik dan positif.
Perayaan Hari Anak Misioner (HAM) 2025 berlangsung di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari, Gunungkidul dan mengambil ‘Aku Siap Bermisi di Media Sosial’. Sebanyak 982 peserta dari 19 paroki di Kevikepan Yogyakarta Timur hadir.
Romo Benediktus Danarto Agung Wibowo, Pr, Ketua Komisi Karya Misioner Kevikepan Yogyakarta Timur, persiapan acara ini memakan waktu sekitar 10 bulan, dimulai sejak Maret 2024.
Dengan jumlah peserta yang cukup besar, perayaan ini menjadi salah satu yang paling meriah. Melalui semangat Doa, Derma, Kurban, Kesaksian, para peserta menggalang dana untuk korban bencana Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur.
“Dana yang terkumpul disalurkan melalui Karina KAS sebagai wujud solidaritas anak-anak dan remaja Kevikepan Yogyakarta Timur,” jelasnya dilansir Senin (13/1).
Romo Danarto menekankan pentingnya penggunaan media sosial sebagai sarana misi. Anak-anak dan remaja diajak untuk mewartakan sabda Tuhan dengan bijak melalui media sosial, menggunakan bahasa yang baik dan positif.
Romo Andrianus Maradiyo, Pr, Vikep Kevikepan Yogyakarta Timur, menilai perayaan ini sebagai ajang yang menarik dan semarak. Ia berharap kegiatan ini semakin mempererat persaudaraan di antara para peserta serta memperkaya materi pendampingan bagi anak-anak di paroki masing-masing.
Ia mendorong para pendamping PIA dan PIR untuk semakin semangat, kreatif, dan inovatif dalam mendampingi generasi muda dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Pastor Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, Romo Norbertus Sukarno Siwi, Pr, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara meskipun cuaca kurang mendukung. Ia berharap perayaan serupa dapat terus dilanjutkan dengan pendekatan dan metode yang lebih segar untuk mendukung pertumbuhan iman anak-anak.
Dalam dunia yang semakin digital, gereja diharapkan mampu menjangkau anak dan remaja dengan bahasa serta pendekatan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Media sosial menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung pelaksanaan misi gereja.
“Harapannya, anak-anak dan remaja dapat menggunakan media sosial dengan bijaksana untuk mewartakan kabar gembira Tuhan, membawa semangat positif, dan menjadi saksi iman di tengah masyarakat,” ucapnya.
Perayaan Hari Anak Misioner 2025 menjadi tonggak penting dalam menggerakkan generasi muda untuk berperan aktif dalam misi gereja, memanfaatkan teknologi sebagai sarana mewartakan cinta kasih Tuhan kepada dunia.(Tio)