Bantul, Kabar Jogja – Kepala Desa Wukirsari, Susilo Hapsoro menegaskan masih banyak pekerjaan yang harus dibereskan dan segera diwujudkan pasca diperolehnya penghargaan Desa Wisata Terbaik Dunia 2024. Salah yang paling mendesak adakah kebutuhan akan pemandu wisata.
“Predikat Desa Wisata Terbaik Dunia ini tentunya akan menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara (Wisman) berkunjung ke sini. Meskipun sudah ada pemandu, namun kami melihat jumlahnya sangat terbatas. Kami membutuhkan banyak guide dengan berbagai latar belakang bahasa,” katanya saat ditemui pada Kamis (21/11) kemarin.
Pada 15 November kemarin, Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nation World Tourism Organization/UNWTO) di Colombia mengumumkan 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024. Selain Wukirsari, Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali.
Berbeda dengan desa-desa wisata terbaik dunia yang dominan menawarkan alamnya sebagai unggulan. Susilo menyebut desanya memiliki dua keunggulan yang menjadi keunikan yang tidak dimiliki desa-desa wisata lainnya.
Desa Wukirsari sendiri selama ini dikenal sebagai sentranya batik tulis yang lebih mengandalkan warna alam atau soga sebagai produk unggulan. Tercatat terdapat 640 perajin batik tulis yang masih aktif. Kemudian ada 300 perajin wayang kulit yang tersebar di 16 pedusunan.
“Batik dan wayang kulit telah menjadi dua budaya warisan tak benda dunia yang sudah ditetapkan Unesco. Kita juga memiliki keunikan yang lain, masih lestarinya berbagai tradisi Jawa yang masih diterapkan,” katanya.
Ketersediaan pemandu yang mampu menjelaskan bagaiman proses pembuatan batik dan wayang ini nantinya akan dikerjasamakan dengan berbagai perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Nantinya penyediaan pemandu akan melibatkan karang taruna.
Tak hanya, Desa Wukirsari juga memiliki keunggulan wisata lainnya yaitu kompleks makam raja-raja keraton Yogyakarta dan Solo, kemudian penangkaran burung, dan wisata kesehatan gurah. Semua ini menurut Susilo akan dikembangkan melalui berbagai atraksi wisata akan memberikan pengalaman baru bagi wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Saryadi menyatakan sesuai arahan pihaknya segera berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya dalam pemenuhan kekurangan di Desa Wukirsari dalam menyambut wisman.
“Penghargaan dunia, penghargaan nasional yang diperoleh Desa Krebet, dan masuknya tiga desa sebagai nominasi Desa Wisata Berkelanjutan merupakan indikator pembangunan industri wisata melalui desa-desa di Bantul sesuai rel yang diharapkan,” ucapnya.
Terkhusus Wukirsari, Saryadi menyatakan Pemkab Bantul seratus persen akan membantu memenuhi semua kebutuhan. Hal ini dikarenakan Pemkab ingin menjadikan desa ini sebagai pemicu dan motivasi bagi pengelola desa lainnya untuk meraih prestasi yang baik.
Namun dirinya berpesan, dengan hadirnya meningkatkan pendapatan lewat kunjungan wisman. Pengelola desa diminta jangan sampai ada masyarakat yang tertinggal ekonominya. Semuanya harus terlibat demi kemajuan bersama. (Tio)