-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Potensi Longsor Dari Retakan di Makam Raja Lebih Besar

    08/11/24, 16:11 WIB Last Updated 2024-11-08T09:11:57Z


    Bantul, Kabar Jogja - Kasi Operasional SAR DIY Distrik Bantul, Bondan Supriyanto menyebut munculnya retakan memanjang di kawasan makam raja-raja di Imogiri, Bantul berpotensi menghadirkan bencana longsor yang lebih besar dibanding 2019.

    Retakan ini ditemukan di sisi bawah bagian barat daya komplek pemakaman raja-raja Imogiri sekitar sebulan lalu. Posisi retakan berada di sejauh 20 meter  dari atas tebing batu, dengan lebar 15-20 centimeter memajang 20 meter barat ke timur.

    “Dari bawah maupun atas tidak terlihat, tapi jalan Imogiri-Dlingo retakan itu terlihat jelas,” kata Bondan pada Jumat (8/11).

    Sebagai antisipasi, sistem peringatan dini (early warning system/EWS) telah dipasang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul. Namun dari laporan lapangan alat ini belum beroperasi maksimal karena masalah pada sistem persinyalan.

    Dari atas, meski retakan berada di bawah lahan kosong baik dari aktivitas sosial maupun keberadaan makam, namun dikuatirkan akan berbahaya jika terjadi hujan deras terus-menerus selama dua pekan.

    Pasalnya air akan meresap masuk melalui celah retakan, dan kemungkinan bila kondisinya jenuh maka akan menyebabkan longsor. Dampaknya, kemungkinan tebing di atas tidak lagi memiliki penyangga sehingga akan ikutan longsor.

    “Perkiraan longsor akan lebih besar dibanding kejadian pada 2019. Terlebih lagi dibawah persis terdapat pemukiman padat penduduk,” lanjut Bondan.

    Mengingatkan, pada 2019 terjadi longsor hebat di sisi timur komplek pemakaman raja-raja di Imogiri. Longsor besar itu memakan korban dua jiwa.

    “Sebagai solusi tercepat, kami merekomendasikan pemasangan terpal menutup retakan dan menimbunnya dengan harapan air tidak terserap melalui lubang retakan. Meskipun agak sulit pemasangnya, namun ini merupakan solusi tercepat,” jelasnya.

    Perwakilan Kraton Ngayogyakarta, Penghageng 2 Kawedanan Suryo Suroso KRT Kusumanegara menyatakan kehadirannya adalah untuk melihat kondisi lapangan untuk kemudian dilaporkan.

    “Kami cek lokasi seberapa potensi bahayanya. Observasi ini kami lakukan bersama tim perencana yang biasa berhubungan dengan pembangunan di Kraton dan ahli geologi,” terangnya.

    Ketua RT 01 Pedukuhan V Desa Girirejo, Sumarsono pihaknya hanya bisa menghimbau warga untuk berhati-hati dan waspada jika terjadi hujan lebat.

    “Saat ini yang bisa dilakukan tetap menghimbau warga waspada dan siaga. Jika sewaktu-waktu terdengar bunyi EWS, warga sepakat untuk berpindah ke tempat yang aman dulu,” jelasnya.

    Di sekitar area parkiran di tangga masuk kompleks pemakaman tercatat dihuni sebanyak 20 KK. Lokasi ini terletak persis di bawah area perbukitan yang retak. (Set)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close