Yogyakarta, Kabar Jogja – Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan puncak Miladnya ke-112 akan dilangsungkan di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) Nusa Tenggara Timur pada 4-6 Desember nanti. Gelaran ini akan barengkan dengan Tanwir yang akan dihadiri hampir 350 peserta.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Senin (18/11) mengatakan tema besar yang diangkat dalam milad tahun ini adalah ‘Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua’. Dalam berbagai programnya, Muhammadiyah akan bersinergi dengan pemerintah untuk menghadirkan kemakmuran.
“Kemakmuran adalah kehidupan di mana semua kondisi dan kekayaan yang dimiliki negara dipergunakan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan seluruh rakyat,” kata Haedar saat jumpa pers di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta.
Melalui Tanwir di Kupang, Muhammadiyah secara penuh akan menggagas berbagai program mandiri yang sepenuhnya akan dikoordinasikan dan dikolaborasikan dengan pemerintah dari pusat sampai daerah, berbagai elemen masyarakat, maupun diselenggarakan mandiri.
Pemilihan Kupang sendiri bagi Haedar menjadi upaya Muhammadiyah menunjukkan realitas masyarakat Indonesia timur dan ingin menegaskan pesan untuk bangsa. Bahwa kemakmuran tidak boleh dinikmati oleh sekelompok kecil.
“Pertama UMK ditunjuk sebagai tuan rumah karena telah dan terus berkiprah memajukan daerah dan masyarakat. Kedua, meningkatkan usaha-usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, pemberdayaan, dan program lainnya yang memajukan kehidupan rakyat,” lanjut Haedar.
Kemudian ketiga, menggalang kerja sama dengan semua pihak untuk gerakan kemakmuran bangsa baik di NTT maupun di seluruh tanah air Indonesia.
Haedar mewakili Muhammadiyah juga meyakini kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto akan mampu memajukan negara dan menjadi energi kolektif mencapai kesejahteraan.
Dalam keyakinannya, poin penting yang ingin diwujudkan menghadirkan kemakmuran bagi semua adalah tata kelola yang baik terkait sumber daya alam, aset dan kekayaan negara oleh pemerintah.
Belum lagi dengan kuatnya kepribadian orang Indonesia yang gigih berjuang dari bawah, tahan menderita dan memiliki sifat gotong royong yang kuat dengan beragam latar belakang.
“Keberagaman tidak dirayakan dengan hanya saling berkunjung, namun juga harus produktif. Kemajuan menjadi energi kolektif memakmurkan. Kuncinya adalah bagaimana negara ini diurus,” jelasnya.
Bagi Haedar dan pemimpin Muhammadiyah lainnya, dengan visi dan misinya, Presiden Prabowo dinilai mampu mewujudkan kemakmuran Indonesia asalkan menjalankan tugas negara secara kolektif.
“Bagi Muhammadiyah, kita akan sinergikan program-program memakmurkan rakyat dengan program pendidikan kesehatan, pelayanan sosial dan pengembangan ekonomi di kawasan-kawasan yang selama ini ditempati masyarakat marginal,” paparnya. (Set)