-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Masyarakat Yogyakarta Diminta Waspada Darurat Hidrometeorologi

    04/11/24, 19:09 WIB Last Updated 2024-11-04T12:09:11Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat ada 399 kerusakan di wilayah kabupaten/kota saat terjadi cuaca ekstrim hujan deras disertai angin yang terjadi pada 1-3 November kemarin. Masyarakat dituntut meningkatkan kewaspadaan pada cuaca ekstrim hujan angin.


    Kepala BPDB DIY Noviar Rahmad menyatakan Kabupaten Sleman mengalami kerusakan terbanyak dengan 289 lokasi, kemudian Kulon Progo 29 kejadian, Gunungkidul 28, Kota Yogyakarta 19 kejadian dan Bantul sembilan kejadian.


    “Satu orang meninggal dan satu lainnya terluka berat akibat robohnya rumah di Sewon, Bantul. Satu lagi luka ringan di Pakem Sleman. Total kerugian yang disebabkan hujan angin ekstrim kemarin sebesar Rp24,5 juta,” ujarnya Senin (4/11).


    Datangnya hujan di akhir Oktober ini menurut Noviar pihaknya resmi mencabut status siaga kekeringan. Namun saat ini ini DIY DIY masuk fase siaga darurat hidrometeorologi basah mulai 24 Oktober sampai 24 November.


    Dengan status baru ini, masyarakat dituntut lebih peka terhadap risiko banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan.


    “BMKG memperkirakan hujan lebat akan terus berlangsung. Kulon Progo dan Gunungkidul menjadi daerah yang paling diwaspadai adanya potensi longsor. Kawasan perbukitan Menoreh di Kulon Progo menjadi titik rawan longsor meskipun sampai saat ini belum ada laporan kejadian,” terangnya.


    Tak hanya itu, berbagai sungai yang berhulu di Gunung Merapi seperti Kali Code dan Kali Boyong juga harus diwaspadai. Resiko banjir akibat luapan hujan deras yang turun terus-menerus berpotensi menyebabkan longsor di beberapa titik.


    Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto terus meminta meminta BPBD memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana alam. Dirinya fokus pada kawasan lereng Gunung Merapi yang masih berstatus level 3 sejak November 2020.


    “Kesiapsiagaan serta pencegahan potensi bencana sebaiknya dilaksanakan berbasis keluarga, lingkungan dan komunitas,” pintanya.


    Tak hanya itu, DPRD DIY juga menyatakan kesiapsiagaan juga disertai alokasi anggaran memadai. Dimana Pemda DIY pada rencana APBD 2025 mengalokasikan Belanja Tak Terduga (BTT) mencapai Rp15 miliar. (Set)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close